REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara dihebohkan dengan bantuan makanan siap santap yang diterima selama pandemi Covid-19. Alasannya, makan itu berlogo kepala anjing disertai tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting'.
Pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam pembagian bantuan makanan itu bernama Andi telah mengklarifikasi alasannya menggunakan nama 'Nasi Anjing'. Dia menyebut, hal itu dilakukan lantaran anjing merupakan hewan yang setia dan porsi yang diberikan lebih banyak dibandingkan nasi kucing yang selama ini sudah banyak dikenal masyarakat.
"Kenapa kita pakai nama nasi anjing? Satu, karena porsinya lebih besar dari nasi kucing. Yang kedua, karena anjing itu salah satu binatang yang setia," kata Andi.
"Jadi kita perlu setia sama Allah yang di atas, setia sama negara, setia sama Pancasila, setia sama UUD 45, khususnya setia sama bangsa ini yang sama-sama kita lagi kesusahan. Jadi kita mau sama-sama saling bantu," sambung dia.
Andi menegaskan, bahan-bahan yang ia gunakan untuk membuat makanan itu halal. Dia pun memastikan tidak menyediakan daging anjing sebagai lauk dalam nasi bungkus itu.
"Semua bahannya halal. Jadi isinya pasti bukan daging anjing. Isinya daging ayam, cumi asin, orek tempe teri, bakso orek, sama sosis orek," ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menerangkan, peristiwa pembagian makanan siap saji itu terjadi di sekitar Masjid Babah Alun, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (26/4) dini hari. Pembagian makanan siap santap tersebut, sambung dia, menyebabkan kegaduhan terhadap warga yang menerimanya.
"Warga yang menerima makanan tersebut merasa dilecehkan dengan asumsi bahwa isi dari bungkusan makanan adalah daging anjing serta kenapa warga umat muslim diberikan makanan anjing," papar Yusri.
Polisi pun kemudian mendatangi lokasi kejadian, memeriksa tiga orang saksi, dan menyita barang bukti berupa makanan siap santap. Tujuannya untuk mengetahui komposisi kandungan dalam makanan yang disiapkan itu.
"Kita juga melakukan pemeriksaan laboratoris, daging apa yang terdapat dalam bungkusan tersebut," tutur Yusri.
Yusri menambahkan, berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui makanan siap santap itu disediakan dan dikirim oleh salah satu komunitas masyarakat yang berlokasi di Jakarta Barat. "Komunitas pembagi makanan tersebut akhirnya diketahui merupakan komunitas dengan nama ARK Qahal yang berpusat di Jakarta Barat," ujar Yusri.