REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Larangan pemerintah Hongaria menggelar acara publik yang melibatkan banyak orang hingga 15 Agustus membuat pelaksanan Formula Satu (F1) GP Hongaria pada 2 Agustus terancam gagal digelar. Pemerintah setempat mengumumkan larangan tersebut pada Kamis (30/4) karena virus corona.
Larangan tersebut akan berdampak kepada beberapa festival Internasional besar yang diadakan Hongaria pada bulan-bulan musim panas. Meski demikian, masih ada harapan balapan tetap digelar sesuai jadwal karena pemerintah setempat tetap memperbolehkan acara publik dengan pembatasan tertentu.
Dilansir dari Crash, Jumat (1/5), pihak penyelenggara GP Hongaria tetap optimis balapan digelar sesuai dengan kalender semua meskipun dikemas tanpa penonton. Balapan hanya akan dihadiri sekitar 500 personil yang terdiri dari rombongan tim, medis serta beberapa media.
Sejauh ini sudah ada 10 balapan F1 yang ditunda dan dibatalkan karena corona yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Hal ini membuat para pejabat F1 sibuk mengatur ulang jadwal musim 2020 serta mencari solusi terbaik.
F1 merencakan mulai menggelar beberapa balapan tertutup di Eropa yang akan dimjulai di GP Austria pada awal Juli meskipun jadwal tersebut belum dipastikan. F1 juga bercana menggelar perlombaan secara beruntun pada 2 dan 12 Juli di Red Bull Ring sebelum menggelar perlombaan yang sama di Silverstone pada 19 Juli.
Selain itu, F1 juga memajukan libur musim panas sehingga membuka celah bagi penyelenggara merombak kalender yang telah ditentukan agar sesuai dengan situasi dan kondisi. Namun dengan pengumuman pemerintah Hongaria tersebut petinggi F1 perlu menyiapkan opsi lain jika perlomban gagal digelar.
Apalagi pemerintah Belanda juga memberlakukan aturan ketat mengenai penyelenggaraan kegiatan publik hingga September. Hal tersebut membuka peluang GP Belanda tak bisa digelar pada tahun ini. Termasuk GP Belgia yang juga terancam digelar sesuai jadwal pada 30 Agustus karena corona.