REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakartamenipis akibat pandemi virus corona (Covid-19). Saat ini kebutuhan kantong darah perharinya di seluruh Rumah Sakit Jakarta mencapai 700 kantong.
"Setiap bulan puasa kita memang selalu kekurangan stok darah. Karena memang masyarakatnya takut donor karena takut batal, kemudian ditambah lagi adanya Covid-19. Jadi stok darah kita saat ini berkurang sampai 60 persen," ujar Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta, Salimar Salim saat dihubungi, Jumat (1/5).
Kebutuhan 700 kantong darah tersebut sulit untuk tercapai di masa "physical distancing" karena berkurangnya jumlah mobil unit donor darah yang melakukan mobilisasi di masyarakat. "Biasanya dengan sistem jemput bola itu pakai mobil unit. Biasanya bisa lebih banyak dapat. Bisa memenuhi kebutuhan 700-800 kantong," katanya.
Tapi saat ini. Dulu paling banyak 14 unit mobil untuk dapat sebanyak itu. "Sekarang cuma sesuai permintaan saja. Misalnya, hari ini tiga tempat, ya cuma tiga mobil unit yang jalan," ujar Salimar.
Salimar juga mengatakan, jumlah relawan donor darah yang datang ke Kantor PMI DKI Jakarta pun berkurang selama masa Ramadhan dan pandemi Covid-19. "Begitu juga yang datang ke kantor kita di Kramat. Di PMI Kramat kan paling untuk sekarang kita dapat 150-200 kantong. Kalau di Kramat biasanya 300 kantong," ujar Salimar.
Karena itu, pihaknya menyiasati kekurangan stok itu dengan bekerjasama dengan TNI dan Polri ataupun himpunan pengusaha yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan donor darah. "Misalnya, hari ini di Jakarta Barat kita kerja sama dengan perhimpunan pengusaha yang mengerahkan karyawannya yang masuk hari ini untuk donor," kata Salimar.