REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berduka atas meninggalnya ulama Kalimantan Selatan, KH Zuhdiannor atau yang akrab disapa Guru Zuhdi, Sabtu (2/5). Guru Zuhdi dinilai sebagai sosok ulama yang dapat menginspirasi kaum muda melalui ajarannya.
"Innalilahi kami ikut berduka, berbela sungkawa atas wafatnya guru Zuhdi salah saorang tokoh ulama di kalimantan Selatan," Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad kepada Republika.co.id, di Jakarta, Sabtu (2/5).
Dadang mendoakan agar pemimpin Majelis Ta'lim (Majta) khusnul khotimah dan mendapat ampunan dosa dari Allah SWT. Dia juga berdoa agar Guru Zuhdi mendapat tempat mulia sesuai dengan amal ibadah yang selama ini dia amalkan dan praktekan.
Menurutnya, Indonesia kembali kehilangan tokoh ulama nasional. Dia berharap generasi muda dapat meneladani ajaran dan praktek keagamaan serta ketaatan guru Zuhdi dalam beribadah serta ahlakul karimah.
"Sebagiamana saya ketahui dia seorang pendakwah dan ulama yang baik soleh dan moderat. Kita begitu kehilangan tokoh seperti beliau," katanya.
Secara pribadi, guru besar sosiologi agama itu tidak mengenal dekat sosok Guru Zuhdi. Dia mengaku belum sempat berkenalan secara resmi dengan salah satu sosok kiai Nadhalatul Ulama (NU) tersebut.
Seperti diketahui, Guru Zuhdi menghembuskan nafas terakhirnya di RS Medistra Jakarta pada Sabtu (2/5) pukul 06.43 WIB. Ulama terkemuka tersebut meninggal dunia dalam usia 48 tahun akibat ganggunan kesehatan yang di deritanya.
Jenazah almarhum Guru Zuhdi kemudian diterbangkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin untuk dimakamkan di Perumahan Kota Citra Graha Banjarbaru. Guru Zuhdi dikenal sebagai seorang pendakwah yang selalu menyebarkan Islam moderat dan disenangi oleh seluruh lapisan masyarakat.