REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Petugas keamanan Mesir menangkap beberapa orang yang melakukan keramaian di jalan karena dianggap tidak mematuhi aturan menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran Covid 19. Perayaan itu dilakukan untuk menandai dimulainya Ramadhan.
Sekelompok orang berkumpul dan mengelilingi jalan Alexandria, dengan membawa replika Ka'bah. Kerumunan orang ini mendapat kecaman secara luas. Mereka dianggap tidak mematuhi aturan menjaga jarak sosial, yang menetapkan setiap orang harus terpisah sejauh enam kaki atau 2 meter.
Dikutip di Middle East Monitor, beberapa minggu terakhir beredar sejumlah foto yang menunjukkan orang-orang stasiun kereta api dan konferensi pers. Pengamat mengeluh pemerintah hanya melakukan sedikit intervensi untuk memecah kerumunan.
Pembatasan jarak sosial ini dirancang untuk membendung penyebaran Covid-19. Sedikitnya aturan ini telah memengaruhi perayaan Ramadhan tahun ini. Terlepas dari kenyataan bahwa pemerintah Mesir telah memperpendek jam malam selama bulan Ramadhan, dimulai pukul 9 malam, shalat jamaah Tarawih yang biasanya dilakukan di masjid-masjid, masih dilarang.
Pada awal April pemerintah mengumumkan larangan pertemuan keagamaan publik selama bulan Ramadhan. Termasuk acara buka puasa bersama dan acara amal, yang akan memengaruhi anggota masyarakat yang lebih miskin.
Membatalkan acara publik telah mempengaruhi pedagang di negara ini. Misalnya, kios pasar yang menjual lentera yang biasanya digunakan untuk menghias restoran dan pesta perjamuan kelompok dan kafe serta pemilik restoran.
Larangan juga meluas ke larangan Itikaf di sepuluh hari terakhir bulan suci. Semua masjid dan gereja harus menutup pintu mereka dari jamaah sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus.