REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Jumlah kasus Covid-19 di Jammu dan Kashmir yang dikelola India melampaui 700 kasus pada Ahad (3/5) waktu setempat. Hal ini disampaikan juru bicara resmi di Jammu dan Kashmir, Rohit Kansal, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Senin (4/5).
Kansal dalam cicitan di akun Twitternya mengatakan wilayah Jammu dan Kashmir juga telah melakukan pengujian Covid-19 terhadap 2.000 warga per hari. "Akhirnya Jammu dan Kashmir memecahkan tes 2.000 per hari. Lebih dari 2.500 tes dilakukan dalam sehari," kata dia.
Kansal menjelaskan, pada Ahad jumlah positif Covid-19 yakni 35 dan kasus sembuh 33. Total kasus Covid-19 sekarang 701, dengan Kashmir 640 dan Jammu 61. Sampai sekarang, wilayah itu telah menyaksikan delapan kematian dan 287 orang telah pulih.
Lebih dari 74 ribu orang telah diawasi, termasuk mereka yang berada di fasilitas karantina yang didirikan pemerintah atau di rumah isolasi. Dalam perkembangan terkait pada Ahad, pemerintah memperpanjang penutupan lembaga pendidikan atau sekolah dan pelatihan hingga 17 Mei mendatang.
Di wilayah Ladakh pada hari yang sama, 19 kasus positif dilaporkan dan menjadikan penghitungan menjadi 41. Ladakh, yang merupakan bagian dari wilayah Jammu dan Kashmir hingga 5 Agustus, diturunkan ke wilayah federal seperti Jammu dan Kashmir oleh pemerintah India yang berkuasa sebagaimana Pasal 370 dan 35 A konstitusi.
Sebanyak 10 distrik di wilayah Kashmir yang dikelola India dinyatakan sebagai zona merah penularan Covid-19. Keputusan itu diambil setelah tren infeksi di daerah-daerah terkait tak menunjukkan penurunan.
"Pada titik ini kita tidak mampu menurunkan penjaga. Semua 10 distrik di wilayah ini akan diperlakukan sebagai zona merah sampai perintah lebih lanjut," kata Komisaris Divisi Regional Pandurang Pole.