REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat belas abad silam, Rasulullah SAW telah mengingatkan kita untuk selalu lembut-lembut dan penuh kasih sayang kepada anak-anak. Abu Hurairah menuturkan, "Sesungguhnya, Al-Aqrak bin Haabis pernah melihat Nabi SAW memeluk Hasan."
"Al-Aqrak lalu berkata, 'Sungguh, aku memiliki 10 orang anak, tetapi tak pernah seorang pun dari mereka yang kupeluk.'
Lantas, Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya, barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya dia tidak akan disayangi'" (HR Bukhari-Muslim).
Mendidik dan membesarkan anak memiliki seni tersendiri. Kita sebagai orang tua dituntut untuk memiliki stabilitas emosi dalam membesarkan dan mendidik anak-anak.
Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar" (QS Al-Anfal: 28).
Kunci pertama mendidik anak adalah kelapangan dada, dan kesabaran menjadi dasar selanjutnya ketika mendidik makhluk polos yang menjadi darah daging kita itu. Lalu, keyakinan bahwa semata-mata mendidik anak adalah sebagian kewajiban mengabdi kita kepada Allah SWT.
Firman Allah dalam Alquran surah al-Munaafiqun ayat 9, artinya, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
Cobalah kita lihat contoh konkret dari Nabi Muhammad SAW ketika mendidik anak-anaknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Jika sayidatina Fatimah datang mengunjungi ayahnya, Rasulullah SAW bangkit berdiri menyambut dan memberikan ciuman kepada putrinya itu, lalu dipersilakan duduk di sebelah beliau.
Begitupun kalau Nabi SAW datang mengunjunginya, Fatimah bangkit menyambut ayahnya, diciuminya dengan penuh kasih sayang, seraya dipersilakan ayahnya duduk di sebelahnya.
Anak adalah bagian dari jiwa dan kehidupan kita, sehingga mendidiknya dengan benar dan penuh kasih sayang menjadi kewajiban kita kepadanya. Jika pendidikan anak yang dinaungi cinta kasih dan niat ibadah kepada Allah bisa kita mulai dari keluarga kita, maka insya Allah masyarakat kita kelak akan menjadi masyarakat yang bermoral tinggi dan penuh kasih sayang ketika berinteraksi satu sama lain.