Selasa 05 May 2020 06:27 WIB

Soal PSBB, Pemda DIY Tunggu Hasil Tes Massal Covid 19

Pemda DIY tunggu hasil tes massal Covid 19 sebagai pertimbangan untuk terapkan PSBB.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Bayu Hermawan
Tes Covid 19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/BAYU PRATAMA S
Tes Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) masih belum memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemda DIY masih melakukan pengkajian, termasuk menunggu hasil pemeriksaan atau tes massal Covid 19, sebagai salah satu bahan pertimbangan.

Pemda DIY akan melakukan pemeriksaan massal Covid 19 di tiga kabupaten yakni Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Pemeriksaan massal dilakukan untuk mengetahui transmisi, infeksi dan pemetaan penyebaran Covid 19 di wilayah DIY.

Baca Juga

Sehingga, dari hasil pemeriksaan massal itu nantinya dapat dilakukan langkah-langkah dan kebijakan yang diambil selanjutnya terkait penanganan Covid 19. Termasuk kemungkinan diterapkannya PSBB.

"Belum ada yang mengajukan (PSBB) itu, bupati atau walkot di DIY. Langkah-langkah terus kita lakukan dalam arti bahwa mengkaji dan menganalisis perkembangan. Itu menjadi bagian dari input dan bahan kita untuk langkah lebih lanjut," kata Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana di BPBD DIY, Senin (4/5).

Biswara mengatakan, Kabupaten Bantul akan segera memulai melakukan pemeriksaan massal ini. Ia pun berharap dua kabupaten lainnya yaitu Sleman dan Gunungkidul juga dapat melakukan pemeriksaan massal ini.

"Bantul akan mulai besok dengan menerima pendaftaran dari masyarakat. Sleman dan Gunungkidul diharapkan juga segera. Sehingga datanya bisa jalan seiring, begitu juga hasilnya," ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, KGPAA Paku Alam X berharap klaster besar penularan Covid-19 dari kegiatan tabligh di DKI Jakarta mendapatkan prioritas pemeriksaan ini. Sebab, klaster ini menjadi penularan Covid 19 yang cukup besar di DIY.

"Diharapkan dalam waktu singkat sudah dapat dipetakan terjadinya infeksi dan transmisi," kata Wakil Gubernur DIY tersebut belum lama ini.

Sementara itu, anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas Penanganan Covid 19 DIY, Riris Andono Ahmad mengatakan, penularan Covid 19 di DIY terbesar berasal dari tiga klaster. menyebut, tiga klaster besar tersebut terkait dengan kegiatan keagaman.

"Jumlah kasus terkonfirmasi (positif) dari tiga klaster itu mencapai proporsi kurang lebih 20 persen dari seluruh kasus," kata Riris.

Tiga klaster besar tersebut yaitu satu di Kabupaten Sleman, satu di Gunungkidul dan satu lainnya di Kota Yogyakarta. Penularan di Sleman dan Gunungkidul ini berasal dari dua anggota jamaah tabligh yang pulang dari DKI Jakarta.

"Ada dua orang yang menjadi awal itu adalah pulang dari Jakarta bersama. Satu pulang ke Sleman dan satu pulang ke Gunungkidul. Dua orang itu bersama-sama ke Jakarta dan pulang juga bersama-sama," katanya.

Klaster kasus penularan Covid 19 di Sleman telah mencapai generasi ketiga. Di Gunungkidul, penularanya sudah sampai ke generasi kelima. Sementara, klaster di Kota Yogyakarta berasal dari rombongan yang pulang dari pertemuan Sidone GBIP di Bogor, Jawa Barat. Pertemuan ini dilakukan pada Maret 2020 lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement