Selasa 05 May 2020 20:23 WIB

IAEA Kirim Alat Deteksi Corona Teknik Nuklir untuk Indonesia

Alat deteksi corona dari IAEA diharapkan mencegah penyebaran virus di Indonesia.

Red: Nur Aini
Badan Tenaga Atom Internasional atau IAEA
Foto: EPA/Hans Punz
Badan Tenaga Atom Internasional atau IAEA

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency / IAEA) mengirim bantuan ke sekitar 100 negara, termasuk Indonesia, berupa alat dengan teknik nuklir untuk mendeteksi virus corona (Covid-19), guna mencegah penyebaran virus tersebut. Indonesia termasuk negara yang menerima bantuan yang dikirim secara bertahap mulai akhir April hingga awal Mei 2020 tersebut.

Dalam keterangan KBRI Wina, Selasa (5/5), Duta Besar Indonesia untuk Austria dan PBB di Vienna, Dr. Djumala, atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada IAEA atas bantuan dan kerja sama dalam penanganan Covid-19. Peralatan baru itu akan dapat meningkatkan jumlah tes yang dilakukan. Bantuan itu merefleksikan hubungan erat antara Pemerintah RI dengan organisasi internasional terutama IAEA dan menghasilkan kerja sama yang hasilnya dapat secara konkret dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga

Bantuan IAEA berupa peralatan pendeteksi virus dengan teknik data seketika (real time) RT PCR (reverse transcription–polymerase chain reaction), bahan pereaksi kimia untuk melakukan uji swab pasien yang diduga terinfeksi Covid-19, perlengkapan pelindung diri (APD) untuk pekerja laboratorium, dan beberapa bantuan lainnya. Bantuan tersebut diproduksi di dua perusahaan di Jerman, tiga perusahaan di Austria dan satu perusahaan di Singapura. Salah satu barang bantuan telah dikirimkan pada tanggal 30 April dari Austria. Seluruh bantuan itu akan dikirimkan ke Unit Pengujian Terpadu (UPT) Laboratorium Kesehatan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Bantuan itu dikoordinasikan IAEA dengan KBRI Wina dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dengan melibatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Tambahan peralatan itu diharapkan dapat mempercepat dan memperbanyak pelaksanaan testing yang sangat penting dalam mencegah penyebaran virus.

Bermarkas di Wina, Austria, IAEA adalah organisasi internasional di bidang nuklir yang memajukan penggunaan teknologi nuklir yang aman serta mengatur penggunaannya untuk keperluan damai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement