REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam situasi merebaknya Covid-19, umat Islam Indonesia masih memperingati Nuzulul Quran pada hari ke-17 Ramadhan. Karena, pada bulan suci ini inilah kitab suci umat Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu Alquran.
Dalam buku berjudul “Pengantin Ramadhan”, pakar tafsir Indonesia M Muchlis Hanafi menjelaskan, dalam surat al-Baqarah ayat ke-185 telah memberikan gambaran yang sangat jelas tentang definisi bulan Ramadhan, yaitu sebagai bulan diturunkannya Alquran yang menjadi petunjuk bagi manusia.
Namun, menurut Muchlis, bukan hanya Alquran yang diturunkan di bulan Ramadhan, hampir semua kitab suci diturunkan di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits dari Watsilah bin al-Asqa’ Nabi bersabda:
“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan setelah enam hari berlalu dari Ramadhan, Injil setelah 13 hari berlalu dari Ramadhan, dan Alquran diturunkan setelah berlalu 24 hari dari Ramadhan.” (HR Ahmad).
Berdasarkan hadits ini, diturunkannya Alquran berarti bukan seperti malam Nuzulul Quran yang dikenal selama ini. Tanggal pasti turunnya Alquran pada bulan Ramadhan itu masih menjadi perdebatan di kalangan para alim ulama.
Terlepas dari perbedaan pendapat itu, malam diturunkannya Alquran sendiri disebut dengan Lailatul Qadar, malam yang sangat mulia. Malam itu penuh keberkahan, segala perkara manusia diputuskan pada malam itu.
Beribadah di malam Lailatul Qadar itu juga bernilai seperti beribadah selama seribu bulan, dan para malaikat turun ke bumi membawa rahmat dan kedamaian bagi penghuni bumi.