Senin 11 May 2020 14:18 WIB

RUU Minerba Baru Tambah Bagian Pemda

DPR dan pemerintah akan mengambil Keputusan Tingkat I terhadap RUU Minerba.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Revisi UU Minerba yang baru nantinya akan memberikan bagian yang lebih atas bagi hasil pertambangan bagi pemerintah daerah (pemda). Nantinya, pemda akan mendapatkan 1,5 persen.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Revisi UU Minerba yang baru nantinya akan memberikan bagian yang lebih atas bagi hasil pertambangan bagi pemerintah daerah (pemda). Nantinya, pemda akan mendapatkan 1,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Revisi UU Minerba yang baru nantinya akan memberikan bagian yang lebih atas bagi hasil pertambangan bagi pemerintah daerah (pemda). Nantinya, pemda akan mendapatkan 1,5 persen.

Ketua Panitia Kerja (Panja) Revisi UU Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Wuryanto menjelaskan semula UU memberikan bagi hasil kegiatan pertambangan sebesar satu persen. Pada revisi ini aturan akan memberikan satu setengah persen.

Baca Juga

"Terkait bagian pemerintah daerah dari hasil kegiatan pertambangan, jika sebelumnya pemprov hanya dapat 1 persen, melalui RUU ini ditingkatkan menjadi 1,5 persen," kata Bambang, Senin (11/5).

Ketentuan soal pembagian keuntungan diatur dalam Pasal 129 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba. Pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) Operasi Produksi untuk pertambangan mineral logam dan batubara wajib membayar sebesar 4 persen kepada pemerintah dan 6 persen kepada pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak berproduksi.

Perincian bagian untuk pemerintah daerah, yaitu 1 persen untuk pemerintah provinsi, 2,5 persen untuk pemerintah kabupaten/kota penghasil, dan 2,5 persen untuk pemerintah kabupaten/kota lainnya.

Dalam rapat hari ini, DPR dan pemerintah akan mengambil Keputusan Tingkat I terhadap RUU Minerba. Jika disepakati, maka RUU akan segera disahkan melalui Rapat Paripurna DPR.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement