REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Otoritas Wuhan, China akan melakukan tes Covid-19 terbaru untuk 14 juta penduduknya. Hal itu dilakukan setelah ditemukannya klaster baru penyebaran virus corona di kota tersebut.
The Wuhan Covid-19 Epidemic Prevention Headquarters telah memerintahkan semua distrik menyusun rencana 10 hari uji coba nukleat. Rencana diserahkan pada Selasa (12/5).
Tes tersebut harus mencakup penduduk tetap serta populasi yang berpindah-pindah. Kawasan perumahan dan daerah berpenduduk padat tak boleh luput dari jangkauan tes. Ketua Partai Komunis Wuhan Wang Zhonglin mengatakan pengujian harus diperluas meskipun angka infeksi Covid-1 telah menurun signifikan.
“Kita harus menyadari secara mendalam bahwa pencapaian yang menentukan bukan berarti kemenangan yang menentukan dan menurunkan respons tanggap darurat bukan berarti menurunkan pertahanan,” katanya dikutip harian Changjiang pada Senin (11/5), dilaporkan laman South China Morning Post.
Akhir pekan lalu, Wuhan melaporkan enam kasus baru Covid-19. Warga yang terinfeksi tinggal di kompleks perumahan yang sama. Tempat tersebut dikenal sebagai Sanmin. Itu merupakan penemuan kasus pertama sejak 3 April.
Seorang warga Sanmin, yakni pria berusia 89 tahun, menunjukkan gejala pada awal Maret. Namun ia tidak dikonfirmasi sebagai pasien positif hingga Sabtu (9/5) pekan lalu. Hal tersebut mendorong otoritas setempat melakukan pengujian terhadap 5.000 warga lainnya. Hasilnya, ditemukan lima orang lainnya yang positif Covid-19.
Sejak Desember tahun lalu, Wuhan melaporkan 50.339 kasus Covid-19. Korban meninggal mencapai 3.869 jiwa.