REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Aceh menggalakkan gampong (desa) siaga COVID-19 dalam upaya mencegah penyebaran wabah tersebut dan stunting.
“Salah satu upaya mencegah penyebaran wabah tersebut adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kampanye ini akan terus kita lakukan karena selaras untuk mencegah penyebaran virus corona sekaligus menanggulangi terjadinya stunting,” kata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Rabu (13/5).
Pernyataan itudisampaikannya di sela-sela workshop online pencegahan stunting yang digelar Unicef Aceh, di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh pada Selasa (12/5).
Dyah menyebutkan saat ini setidaknya ada 5000 gampong siaga COVID-19 yang sudah terbentuk di Aceh dalam upaya mencegah penyebaran wabah tersebut hingga tingkat gampong/desa.
"Kita berharap gampong siaga ini tidak hilang meskipun COVid-19 berakhir dan nantinya dapat dilanjutkan untuk mencegah stunting," kata Dyah.
Ia juga menginginkan tim gampong siaga itu nantinya juga dapat menggerakkan program penanganan stunting yang sudah berjalan, seperti mengaktifkan rumoh gizi gampong dan Posyandu.
"Kita saat ini semua membicarakan COVID-19 dan seolah-olah stunting sudah tenggelam. Ini tentu menjadi kewaspadaan bagi kita,” kata Dyah.
Dalam kesempatan itu, Dyah juga menyampaikan sejumlah langkah yang telah dilakukan PKK Aceh setahun terakhir untuk menanggulangi terjadinya stunting di Aceh, di antaranya, meluncurkan rumoh gizi gampong di 18 kabupaten/kota, menyosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting serta membangun kerja sama dengan lintas sektor.
"PKK berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang," kata Dyah yang juga Istri Plt Gubernur Aceh.
Kepala Unicef Aceh, Andi Yoga Tama, mengatakan, isu stunting seperti tampak terabaikan semenjak merebaknya virus corona. Padahal angka stunting masih relatif tinggi baik secara nasional maupun Aceh secara khusus.
"Berkurangnya pendapatan keluarga akibat COVID-19 berimbas terhadap kemampuan untuk memenuhi makanan bergizi. Hal ini kita khawatirkan meningkatnya angka stunting," kata Andi.
Ia berharap, semua pihak dapat berperan untuk memaksimalkan pelayanan Posyandu dan rumoh gizi gampong di Aceh, guna menyukseskan program penanganan dan pencegahan stunting di Bumi Serambi Mekkah.