REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sudah tiga hari melaksanakan rapid diagnostic test (RDT) massal terhadap warga yang berhubungan dengan salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster Supermarket Indogrosir. Sejak dilakukan pada 12 Mei lalu, total sudah ada 236 orang.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dari 236 orang tersebut, didapat hasil reaktif dari rapid test sebanyak enam orang.
Warga Kota Yogyakarta yang sudah mendaftar rapid test massal ini sebanyak 343 orang dari kuota 700 RDT yang disediakan.
"Hari ini warga yang datang (untuk rapid test) ada empat, tidak tambahan reaktif tetap enam orang dan hari ini semua dilakukan swab. Bagi warga yang belum sempat hadir atau belum terdaftar diminta untuk daftar di CMS dan nanti akan dilakukan swab," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Kamis (14/5).
Walaupun sudah ada masyarakat yang mendaftar, pihaknya akan melakukan pelaksanaan rapid test massal secara acak. Dalam artian, menjangkau tempat-tempat keramaian setelah rapid test terhadap klaster besar penularan Covid-19 selesai dilakukan.
Sehingga, rapid test yang dilakukan tidak hanya untuk melihat sebaran penularan Covid-19 dari klaster besar yang ada. Namun, juga melihat sebaran penularan Covid-19 dari transmisi dan klaster lain.
Pihaknya pun tidak membatasi kuota terhadap masyarakat yang menjalani rapid test massal secara acak ini. Saat ini, Pemkot Yogyakarta memiliki stok sebanyak 2.400 RDT.
"Tujuannya (rapid test massal secara acak di tempat keramaian) untuk melihat peta sebaran dan melacak titik-titik sebaran. Sekarang konsolidasi tim, setelah menyelesaikan klaster Indogrosir maka langsung melakukan rapid test acak seperti beberapa sampel pasar tradisional, cafe/resto atau tempat yang sudah banyak aktivitas dan kerumunan warga," jelasnya.