REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Amien Rais tak memungkiri peluang majunya Gubernur DKI Anies Baswedan dalam pilpres 2024. Bahkan bukan tak mungkin Anies akan bersaing dengan Prabowo yang menjadi pendukung utama sang gubernur pada Pilgub Jakarta terakhir.
Namun langkah Anies tidaklah gampang. Anies saat ini tidak memiliki partai politik yang menjadi syarat utama jika ingin menjadi capres. Syarat utama yang mengganjal calon di luar partai adalah ambang batas pencalonan.
Presidential threshold dalam UU Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu jelas mengatur bahwa syarat partai atau gabungan partai boleh mengusung pasangan capres dan cawapres adalah mesti memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional.
Teringat eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang dulu juga sempat digadang-gadang akan menjadi capres pada Pilpres 2019, namun akhirnya tidak bisa maju karena tak dapat perahu politik. Ujung-ujungnya hanya ada dua calon yang maju yakni Prabowo-Sandi versus Jokowi-Maruf. Dalam sebuah diskusi Gatot pun sempat mengeluhkan dengan ambang batas yang cukup besar tersebut.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan sosok Anies Baswedan cukup populer. Namun dia tidak punya partai sebagai kendaraan politik. Bagaimanapun, syarat ambang batas atau presidential threshold (PT) sebesar 20 persen dalam pemilihan presiden bukan perkara mudah.
Anies juga memiliki tantangan lain, yakni masa pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada 2022. Usai periode tersebut, Anies perlu mencari cara untuk menjaga elektabilitasnya. Meskipun, keputusan Anies tidak berpartai menjadi kelemahan sekaligus kelebihan.
Dengan demikian, semua partai bisa tertarik untuk mengusungnya. Adi mengatakan, partai yang mungkin memberikan dukungan termasuk PKS, PAN, dan mungkin juga PPP. Belum tentu hanya parpol Islam, apalagi Anies dahulu salah satu deklarator ormas Nasdem sebelum menjadi partai.
"Anies memiliki magnet elektoral. Dia gubernur, media darling, dan dianggap sebagai figur yang berseberangan dengan pemerintah. Kalau cari pemimpin di luar pemerintah, yang selalu berhadap-hadapan, Anies penantang satu-satunya yang muncul," tutur Adi.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyarankan Anies Baswedan mulai mendekati partai politik agar bisa mencalonkan diri di Pilpres 2024. Anies tercatat bukan kader parpol manapun. Anies perlu mendapat dukungan parpol karena tak ada jalur independen dalam Pilpres.
"Anies ini mungkin didorong maju (Pilpres), tapi dukugan parpol enggak ada, bukan pengurus parpol dia. Nasib Anies bergantung pada parpol mau dukung dia atau enggak," kata Saleh pada Republika.co.id, Sabtu (16/5).
Tokoh muda Muhammadiyah itu merasa nasib Prabowo Subianto lebih baik karena mengetuai partai Gerindra. Prabowo sudah punya perangkat sendiri jika ingin bertarung lagi di Pilpres. "Jangan terlalu cepat mengatakan dia (Anies) bakal maju. Kalau Prabowo pasti bisa maju karena ada kendaraan politik, bisa koalisi dengan 1-2 parpol lain.
Dibanding anies, Prabowo lebih mungkin," ujar Saleh.
Saleh mengingatkan Anies bahwa pertarungan Pilpres akan berbeda dibanding ketika memenangkan Pilgub 2017. Saat itu, Anies mendapat banyak dukungan dari kelompok Islam yang menjegal Basuki Tjahaja Purnama.
"Anies harus banyak lobby parpol. Anies menangkan Pilgub 2017 tanpa modal. Dia didukung umat, Anies harus bayar dengan prestasi, keberpihakan pada umat dan harus jaga hubungan dengan parpol," ucap Saleh.
Sebelumnya, Amien Rais menggelar diskusi virtual yang dimoderatori oleh Refly Harun. Keduanya membahas banyak isu politik baik di masa lalu maupun teraktual. Salah satunya, Amien buka-bukaan tentang pengangkatan Gus Dur sebagai Presiden dan membicarakan peta politik 2024. Prabowo diklaim sebagai tokoh dominan pada Pilpres mendatang. Prabowo berpeluang maju didampingi Puan Maharani. Tak menutup kemungkinan, Prabowo akan menghadapi Anies Baswedan.
Lebih dinamis
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago menilai Pilpres 2024 akan berbeda ketimbang dua Pilpres sebelumnya yang para kontenstannya sudah jelas. Peta politik 2024 versi Amien berpeluang jadi kenyataan.
"Peta politik 2024 sangat dinamis dan pasti bakal banyak kejutan. Skenario simulasi kontestasi elektoral Prabowo-Puan (PDIP-Gerindra) vs Anies Baswedan- Sandi atau Anies Baswedan- AHY (PKS, PAN, PPP, Demokrat, PKB) mungkin saja simulasi tersebut terjadi," kata Pangi saat diwawancara Republika.co.id, Sabtu (16/5).
Pangi menilai pertarungan elektoral untuk berebut kursi RI 1 akan terbilang sengit dan kompetitif. Masing-masing kubu sama sama punya kans untuk menang. Namun Pangi menyoroti jika prestasi Prabowo tidak membanggakan sebagai Menteri Pertahanan maka bisa menjadi beban tersendiri. Bahkan tak menutup kemungkinan akan dianggap bagian dari sisa rezim saat ini.
"Sehingga andai Prabowo tetap memainkan peran oposisi full dan bersama rakyat mengkritik kebijakan yang tidak pro rakyat dan seandainya kemarin menolak kursi menteri, saya pikir Prabowo tetap masih laku di jual pasar, jauh lebih elegan dan punya kans besar terpilih menjadi presiden," ujar Pangi.