Selasa 19 May 2020 16:43 WIB

Skenario Terburuk IBL tanpa Pemain Asing

IBL terpaksa dihentikan saat akan melakoni seri ketujuh di Malang.

Rep: Fitrianto/ Red: Israr Itah
Direktur utama IBL, Junas Miradiarsyah
Foto: Republika/Fitriyanto
Direktur utama IBL, Junas Miradiarsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Basketball League (IBL) Pertamax 2020 membuat kebijakan baru dengan menaikkan jumlah pemain asing setiap klub menjadi tiga orang. Walaupun yang bermain di lapangan tetap maksimal dua orang secara bersamaan.

Hal ini membuat setiap laga IBL musim ini berlangsung ketat. Rata-rata margin selisih kekalahan tidak sebesar musim sebelumnya. Bahkan jika Indonesia Patriots tidak masuk hitungan margin kekalahan sebuah laga di IBL hanya satu digit alias dibawah 10.

Baca Juga

Setelah pandemi corona merebak, IBL terpaksa dihentikan saat akan melakoni seri ketujuh di Malang pada Maret lalu. Jika situasi normal, liga akan dilanjutkan pada September. Harapannya saat lagi berlanjut kekuatan tim sama dengan babak reguler. Artinya tetap diperkuat tiga pemain asing.

Namun melihat kondisi yang belum pasti, di mana hingga kini belum ditemukan vaksin Covid-19, skenario terburuk lanjutan IBL Pertamax 2020 bisa saja tanpa diperkuat pemain asing.