Rabu 20 May 2020 15:23 WIB

BPOM Ikut Uji 900 Spesimen Covid-19 per Hari

Kepala BPOM juga meresmikan Laboratorium Biohazard.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Mas Alamil Huda
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM-RI), Penny K. Lukito.
Foto: Darmawan / Republika
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM-RI), Penny K. Lukito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) dan laboratorium di empat  Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan telah menguji spesimen virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Kapasitas pengujian di PPPOMN dan laboratorium hingga lebih dari 900 spesimen per hari.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menjelaskan, sebagai bagian dari Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, BPOM berupaya melakukan berbagai langkah sebagai bentuk dukungan terhadap Pemerintah RI dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Upaya preventif menjadi langkah yang sangat penting dilakukan, mengingat bahwa hingga saat ini belum ditemukan terapi yang secara spesifik dapat mengobati Covid-19. 

Salah satunya melalui pengujian laboratorium terhadap spesimen Covid-19 menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan memanfaatkan metode amplifikasi DNA virus SARS CoV-2, yang merupakan penyebab Covid-19. “Ketepatan dan kecepatan hasil uji yang valid sangat diperlukan. Semakin cepat hasil uji spesimen Covid-19, semakin cepat penanganan yang tepat dapat dilakukan,” kata Kepala BPOM Penny saat konferensi daring, Rabu (20/5).

Dia mengatakan, berdasarkan panduan Laboratory Biosafety Guidance Related to The Novel Coronavirus (2019-nCoV) World Health Organization (WHO), kegiatan pengujian Covid-19 yang tidak bersifat propagasi, seperti sekuensing DNA, dapat dilakukan di laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2). BSL-2 merupakan  standar bagi laboratorium yang kegiatan pengujiannya berhubungan dengan organisme penyebab penyakit pada manusia dengan tingkat bahaya sedang. 

Penny menambahkan, BSL-2 mensyaratkan protokol pengujian yang dapat mencegah kontaminasi virus di lingkungan sekitar, serta memberikan perlindungan maksimum bagi petugas laboratorium. Terkait hal ini, BPOM telah memiliki laboratorium PPPOMN yang telah ditingkatkan kapasitasnya sesuai standar BSL-2. 

"Saat ini, PPPOMN memiliki laboratorium Biologi Molekuler, yang selain digunakan untuk pengujian sampel terkait kasus/khusus dan dalam rangka rujukan nasional, juga telah dimanfaatkan untuk pengujian spesimen Covid-19 dengan kapasitas 300 sampel per hari," ujarnya.

Kepala BPOM juga meresmikan Laboratorium Biohazard yang telah dilengkapi dengan fasilitas untuk melaksanakan pengujian Covid-19 pada Rabu (20/5). Laboratorium ini tidak hanya untuk pengujian Covid-19, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk pengujian produk lain, seperti obat dan produk biologi yang bersifat karsinogenik/mutagenik/teratogenik, yang perlu fasilitas khusus. Termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme.

Lebih lanjut Penny mengatakan, lima laboratorium BPOM, yaitu PPPOMN dan laboratorium di empat Balai Besar/Balai POM Gorontalo, Makassar, Jayapura, Ambon, siap operasional mendukung percepatan pengujian spesimen Covid-19. "Kapasitas pengujian spesimen Covid-19 sebanyak 300 sampel per hari oleh PPPOMN, 200 sampel per hari oleh Balai POM di Gorontalo, 150 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Makassar, 90 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel per hari oleh Balai POM di Ambon," ujarnya. 

Hingga Selasa (19/5), lanjut dia, PPPOMN telah melakukan pengujian terhadap 1.065 sampel Covid-19. Selain PPPOMN, BPOM juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 33 provinsi yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium terakreditasi. Beberapa di antaranya telah memiliki peralatan Real Time PCR (RT-PCR), sehingga dapat ditingkatkan kapasitasnya untuk melakukan pengujian Covid-19. 

UPT BPOM yang telah melakukan pengujian spesimen dan hasil ektraksi spesimen Covid-19, yaitu Balai POM di Gorontalo 777 sampel, Balai Besar POM di Jayapura 41 sampel, Balai POM di Ambon 153 sampel, dan Balai Besar POM di Makassar yang mulai beroperasi melakukan pengujian spesimen pada 18 Mei 2020  sebanyak 19 sampel. Badan POM melalui 16 Balai Besar/Balai POM di daerah juga berkontribusi terhadap upaya penanganan Covid-19 bersama pemerintah daerah setempat dengan meminjamkan PCR atau alat pendukungnya.

"Harapannya, fasilitas laboratorium ini dapat berkontribusi meningkatkan jumlah deteksi per hari pasien Covid-19 di Indonesia, yang pada akhirnya dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement