REPUBLIKA.CO.ID, HELMOND -- Peluang perkembangan teknologi untuk mobil listrik masih terbuka lebar. Salah satunya adalah penerapan panel surya sebagai instrumen pelengkap pengisian daya baterai.
Salah satu start up mobil listrik bernama Lightyear mungkin jadi salah satu pabrikan yang pertama menerapkan teknologi ini. Lewat produk Lightyear One, pabrikan dari Belanda ini pun telah mengembangkan mobil listrik yang dilengkapi dengan solar panel.
Dilansir dari Green Car Reports pada Kamis (21/5), teknologi ini disebut berpeluang untuk digunakan secara masif pada kendaraan lain. Oleh karena itu, Lightyear pun telah mencapai kesepatan dengan produsen bernama Royal DSM.
Dengan kesepakatan ini, maka teknologi panel surya yang terpasang di atap mobil ini juga dapat diterapkan untuk sejumlah kendaraan lain. Bahkan, fitur ini juga dapat diterapkan pada bus dan van yang memiliki luasan atap yang lebih lebar. Biasanya, jika terdapat sebuah sharing platform, maka nantinya harga produk dengan platform itu akan dapat ditekan.
Terkait produk, Lightyear One merupakan sebuah konsep all-electric solar car. Mobil dalam wujud larga hatchback ini pun langsung menarik perhatian otomotif global saat diperkenalkan pada tahun lalu.
Dengan teknologi ini, maka baterai dapat diisi ulang baik lewat pengisian daya secara konvensional maupun pengisian daya secara otomatis sembari kendaraan berjalan. Rencananya, produk mutakhir ini akan mulai diproduksi pada tahun depan.
Selain di atap, panel surya juga dipasang pada kap depan atau bonnet. Total, terdapat seribu panel surya yang terpasang. Saat cuaca cerah, panel ini mampu menambah daya jelajah mobil sekitar 50 kilometer per hari.
Daya jelajah baterai mobil ini sendiri diklaim sejauh 700 kilometer. Artinya, baterai yang terpasang memang sepertinya cukup besar. Tapi berkat adanya panel surya, maka durasi isi ulang baterai lewat soket pun dapat ditekan.