REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tidak melarang adanya lonjakan aktivitas masyarakat di ruang publik menjelang Lebaran. Padahal, angka penambahan kasus Covid-19 baru saja mencatatkan rekor tertingginya yakni 973 orang dalam satu hari.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, pemerintah memahami adanya kenaikan aktivitas masyarakat sebelum Lebaran. Kendati begitu, ia mengaku bahwa pemerintah tidak melarang hal itu. Yang terpenting, menurutnya, adalah masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Kita memiliki kesepakatan dengan masyarakat. Sebagai contoh, apabila memang memiliki kepentingan untuk ke pasar maka kita buat perjanjian agar tidak menumpuk di pasar. Bergantian datang ke pasar. Agar bisa menjaga jarak," jelas Yurianto, Kamis (21/5).
Yuri pun meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di level daerah untuk memperketat pengawasan agar protokol kesehatan benar-benar dijalankan oleh masyarakat. Masyarakat juga terus diingatkan untuk rajin cuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker saat bepergian.
Yuri sendiri membenarkan bahwa angka ini merupakan yang tertinggi sejak kasus Covid-19 diumumkan pertama kali di Indonesia pada awal Maret 2020 lalu. Dengan kondisi ini, ia mengajak masyarakat untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
"Sementara kita sulit melihat siapa orang yang membawa virus di sekitar kita. Maka mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan sesering mungkin. Kemudian pakai masker apabila keluar rumah," kata Yurianto.
Yuri mengingatkan bahwa masyarakat harus dibiasakan untuk menjalani sebuah normal baru. Kondisi ini mewajibkan seluruh elemen masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan di mana saja. Metode ini dianggap paling ampuh untuk memutus rantai penularan Covid-19.
"Inilah cara hidup baru, cara hidup normal yang baru. yang harus kita laksanakan mulai saat ini. Ini menjadi penting karena kita sadari bahwa covid-19 sampai saat ini masih belum diketemukan vaksinnya," kata Yurianto.
Menurutnya, pemerintah juga perlahan-lahan sedang memikirkan agar masyarakat bisa kembali produktif. Namun, ujar Yuri, produktif yang dimaksud harus tetap dengan satu syarat utama yakni jaminan agar tidak tertular dan menularkan Covid-19.
"Produktivitas kita harus benar-benar memperhatikan cara pencegahan agar tidak tertular Covid. Ini yang harus menjadi kebiasaan baru dalam hidup kita," jelasnya.