REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Elba Damhuri*
Teori cetak uang yang digagas pendukung Teori Moneter Modern (MMT) menimbulkan kontroversi dan debat panas. MMT menjadi kontroversi karena sejumlah asumsinya bertentangan dengan asumsi-asumsi ekonomi konvensional saat ini.
MMT berasumsi setiap negara memiliki otoritas yang tidak dimiliki rumah tangga dan perusahaan, yakni mencetak uang. Mengelola satu negara tidak bisa disamakan dengan mengelola rumah tangga atau perusahaan yang punya banyak keterbatasan keuangan. Negara tidak.
Negara tidak perlu takut dengan defisit, inflasi, dan pelemahan nilai tukar. Negara bisa mencetak uang sebanyak dia perlukan untuk memenuhi tercapaianya tingkat pekerjaan penuh sehingga tidak ada lagi pengangguran. Negara bisa mengeluarkan uang (spending) untuk mengelola dan memajukan bisnis, UMKM, hingga pendapatan individu.
Defisit sebesar apapun bukan ancaman. Pemerintah tidak lagi perlu meminjam uang dari luar negeri untuk membiayai defisitnya. MMT menilai dengan mencetak uang atas kedaulatannya sendiri maka pemerintah mengurangi beban utang luar negeri.
"Yang harus kita lakukan ada menjaga keseimbangan ekonomi, bukan keseimbangan anggaran," kata pendukung utama MMT Stephanie Kelton, profesor ekonomi dari Stony Brook University, AS.
Teori ini sekilas terdengar indah dan serba-mudah. Namun, banyak celah yang menurut Paul Krugman --ekonom peraih Nobel Ekonomi-- membingungkan dan tidak konsisten. Dan, tentu, berbahaya.
Paul Krugman, Kenneth Rogoff, dan Larry Summers menyatakan MMT tidak masuk akal. Krugman menulis bahwa prinsip-prinsip di balik MMT adalah "tidak dapat dipertahankan" dan argumen yang dibuat oleh para pendukung MMT adalah tidak masuk akal dan menyesatkan.
Menurut Rogoff, MMT adalah sebuah teori omong kosong berdasarkan pada beberapa kesalahpahaman mendasar. Larry Summers berpendapat bahwa merangkul Teori Moneter Modern adalah resep untuk bencana.
Kritik-kritik yang kemudian muncul dari kaum ekonom konvensional adalah bagaimana mencetak uang baru sebanyak-banyaknya dengan inflasi yang tetap rendah? Dasar apa yang membuat MMT yakin defisit tinggi tidak berdampak besar terhadap nilai tukar?
Bagaimana dengan suku bunga yang bisa sampai nol persen dengan cetak uang baru ini? Bagaimana cara hindari hiperinflasi dari cetak uang baru yang masif dan diberikan langsung kepada publik? Bagaimana risiko moral atas cetak uang baru?
Semua pertanyaan ini tidak bisa dijelaskan secara ilmiah dengan model ekonomi yang riil dari para pendukung MMT. Kecuali, mereka hanya menyampaikan asumsi-asumsi dan contoh-contoh yang pada sisi lain dinilai kurang relevan.
Pertama, mari lihat sejumlah kasus di Amerika Latin. Ternyata MMT dalam beberapa versi telah dicoba di sejumlah negara. Sebagian besar kasus telah terjadi di Amerika Latin, ada di Turki dan Israel.
Pemerintah di Amerika Latin mencoba ekspansi fiskal besar-besaran yang dibiayai bank sentral di bawah rezim populis. Semuanya berakhir buruk: inflasi tak terkendali, devaluasi mata uang besar, penurunan upah riil drastis, daya beli jeblok, dan pengangguran tinggi.
Sebut saja Argentina, Bolivia, Brasil, Cile, Ekuador, Nikaragua, Peru, dan Venezuela. Para pembuat kebijakan di sana menggunakan argumen yang mirip dengan yang diasumsikan pendukung MMT; untuk menggunakan penciptaan uang dalam membiayai pengeluaran publik yang besar demi mengejar pekerjaan penuh.
Kedua, Krugman cs menilai tidak ada deskripsi yang seragam dan diterima secara umum tentang bagaimana model MMT seharusnya bekerja secara detail dan efektif. Sulit untuk menemukan penjelasan secara jelas dan terang benderang terkait model ekonomi moneter MMT.
Stephanie Kelton dan para pendukung MMT memang banyak menulis tentang Teori Moneter Modern. Mereka adalah produktif dan telah menerbitkan sejumlah besar makalah, pamflet, dan buku.
Namun, karya-karya ini mengandung sangat sedikit persamaan atau diagram; Penulis MMT umumnya menghindari bahasa yang, baik atau buruk, telah menjadi dominan dalam percakapan ilmiah di antara para ekonom profesional.
Dengan cara ini MMTers telah membiarkan diri mereka terbuka terhadap kritik bahwa pandangan dan model mereka kurang jelas. Krugman menegaskan pendukung MMT cenderung tidak jelas tentang apa sebenarnya perbedaan mereka dengan pandangan konvensional, dan juga memiliki kebiasaan yang kuat untuk mengabaikan upaya untuk memahami apa yang mereka katakan.
*) Managing Editor Republika.co.id