Sabtu 23 May 2020 04:33 WIB

Menjaga Kesehatan Mental karena Dilarang Mudik

Tetap terhubung dengan teman dan keluarga bantu jaga kesehatan mental.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kebersihan membersihkan area parkir bus di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Banten, Jumat (22/5/2020). Terminal tipe A yang melayani perjalanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersebut tidak beroperasi sebagai tindak lanjut peraturan larangan mudik bagi masyarakat. Meski dilarang mudik masyarakat harus mencari jaga menjaga kondisi mentalnya tetap sehat.
Foto: ANTARA/fauzan
Petugas kebersihan membersihkan area parkir bus di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Banten, Jumat (22/5/2020). Terminal tipe A yang melayani perjalanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersebut tidak beroperasi sebagai tindak lanjut peraturan larangan mudik bagi masyarakat. Meski dilarang mudik masyarakat harus mencari jaga menjaga kondisi mentalnya tetap sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti yang diketahui, salah satu masalah kejiwaan atau psikologis yang rentan dialami seseorang yang tidak mudik ialah kesepian (loneliness). Menurut Psikiater dr Gina Anindyati, Sp.KJ, kondisi mental atau kejiwaan tidak terpisah dengan kondisi fisik kita.

“Kita perlu menjaga diri kita baik-baik. Paling pertama, jaga kesehatan fisik terlebih dahulu, usahakan istirahat yang cukup, makan bergizi, dan lakukan aktivitas fisik secara rutin,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/5).

Baca Juga

Ia menambahkan, usahakan juga untuk punya kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari di rumah dan cobalah untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, seperti keluarga, sahabat, atau teman. “Bisa berkomunikasi melalui telepon, saling mengirimkan paket atau makanan khas saat Lebaran. Hal ini untuk mencegah rasa kesepian akibat tidak mudik,” terang dr. Gina.

Jika rindu dengan keluarga atau merasa homesick karena tidak bisa mudik, Psikolog Klinis Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psikolog, C.Ht, C.ESt menyarankan untuk menghabiskan waktu dan merayakan kebersamaan dengan orang-orang yang memiliki nasib yang sama. “Cobalah tetap terhubung secara virtual dan mengobrol dengan orang-orang yang juga tidak bisa mudik dan dengan keluarga di kampung halaman,” jelasnya.

Dengan tetap terhubung dengan teman yang juga tidak bisa mudik atau dengan keluarga, seseorang tidak akan merasa kesepian dan homesick. “Jadi, rasanya tetap dekat dengan mereka. Kalau bisa, usahakan juga untuk saling berbagi, coba lebih banyak menyumbang. Saat berbagi, kita diingatkan kembali betapa banyak anugerah yang diberikan pada kita,” tambah Alexa.

Melalui kegiatan berbagi, Alexa mengatakan, seseorang yang tidak bisa mudik akan merasa lebih pulih, tidak kehilangan perannya, dan merasa bermanfaat untuk orang lain. “Kita membantu orang lain dan memberikan efek positif pada orang lain. Jelas dengan hal ini, kita punya energi yang positif juga,” tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement