Ahad 24 May 2020 14:05 WIB

Gaza Laporkan Kematian Pertama Akibat Covid-19

Ini mengkhawatirkan mengingat sistem perawatan kesehatan di Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Buruh Palestina dari kota Hebron Tepi Barat membawa barang-barang  melintasi pos pemeriksaan Mitar saat melakukan perjalanan untuk bekerja menuju Israel di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19, Selasa (5/5). Pekerja Palestina mencoba memasuki area perbatasan Israel untuk bekerja setelah larangan masuk diberlakukan di tengah kekhawatiran atas penyebaran pandemi COVID-19.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Buruh Palestina dari kota Hebron Tepi Barat membawa barang-barang melintasi pos pemeriksaan Mitar saat melakukan perjalanan untuk bekerja menuju Israel di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19, Selasa (5/5). Pekerja Palestina mencoba memasuki area perbatasan Israel untuk bekerja setelah larangan masuk diberlakukan di tengah kekhawatiran atas penyebaran pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan kematian pertama yang diakibatkan wabah virus Covid-19, pada Sabtu (23/5) waktu setempat. Kondisi ini kian mengkhawatirkan mengingat sistem perawatan kesehatan di Palestina sudah memprihatinkan.

Dilansir dari Arabnews, Ahad (24/5), Kementerian Kesehatan menyampaikan, pasien meninggal itu adalah seorang perempuan berusia 77 tahun yang memiliki masalah kesehatan. Pasien tersebut kemudian mendapatkan perawatan di rumah sakit lapangan khusus di dekat perbatasan Rafah saat yang bersangkutan tiba dari Mesir.

Baca Juga

Sistem perawatan kesehatan di Gaza sedang goyah di bawah tekanan blokade Israel-Mesir. Selain itu juga terjadi pertempuran kecil antara Israel dan kelompok-kelompok pejuang Palestina. Gaza  merupakan rumah bagi dua juta orang dan hanya memiliki sedikit lebih dari 60 ventilator dan kekurangan obat-obatan.

Otoritas Gaza, yang dipimpin Hamas, melaporkan 35 kasus baru yang dikonfirmasi pekan ini, sehingga totalnya menjadi 55. Semua yang terinfeksi telah berada di fasilitas karantina dan isolasi yang menampung para pengungsi yang kembali dari luar negeri. Tidak ada laporan penularan virus.

Sejak pertengahan Maret, Hamas telah memberlakukan karantina wajib di hotel, klinik, dan sekolah untuk semua penduduk yang kembali melalui Israel dan Mesir. Dengan lonjakan kasus baru-baru ini, Hamas mengatakan akan menutup perbatasan Gaza untuk semua kedatangan hingga akhir Juni.

Tetapi pada Jumat lalu, masjid-masjid dibuka kembali untuk shalat Jumat di seluruh Jalur Gaza, dengan jamaah membawa sajadah mereka sendiri, mengenakan masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan.

Otoritas berwenang mengatakan pembukaan kembali sebagian masjid setelah hampir dua bulan penutupan terjadi setelah keberhasilan relatif menjaga virus di teluk dan mencegah wabah. Namun sekolah dan ruang pernikahan tetap ditutup di Gaza. Kementerian Dalam Negeri Hamas mengatakan, taman umum dan taman hiburan tidak diizinkan untuk dibuka selama Idul Fitri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement