REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kalimantan Barat mengalami kekurangan bawang merah karena produksi setempat sangat minim. Hal tersebut memicu kenaikan harga sejak menjelang Lebaran.
Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Muhammad Munsif mengatakan, saat ini Kalimantan Barat masih mengalami defisit bawang merah sebanyak 840 ton. Kondisi ini menyebabkan harga komoditas tersebut masih tinggi.
"Untuk kebutuhan bawang merah di Kalimantan Barat kita memang masih mengalami banyak kekurangan," kata Munsif di Pontianak, Kalimantan Barat, kemarin.
Kebutuhan bawang merah di Kalimanatan Barat mencapai 900 ton. Sementara produksi lokal hanya 60 ton sehingga Kalimantan Barat harus mendatangkan bawang merah dari luar daerah sebanyak 840 ton.
Dia mengatakan, harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Menjelang Lebaran, harga bawang merah bahkan antara Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogram. Akibat harga bawang merah yang terus bergejolak, Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat akan mencari pasokan dari sentra produksi di luar daerah.
Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat juga akan mengupayakan perluasan area tanam bawang merah di Kalimantan Barat. Untuk lokasi penanaman bawang merah, Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat sudah menentukan beberapa daerah yang kondisi tanah dan geografisnya cocok untuk ditanami.
Kelangkaan bawang merah di Kalimantan Barat juga diikuti dengan bawang putih. Sebab Kalimantan Barat tidak memiliki lokasi dan iklim yang ideal untuk menanam bawang putih.
"Bawang putih memang tidak bisa ditanam di Kalimantan Barat karena memerlukan struktur tanah dan suhu yang berbeda dari iklim di sana. Lokasi tanam yang cocok hanya di seputar wilayah Kabupaten Bengkayang," kata Munsif.