REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Pemerintah Mesir berencana membuka kembali masjid-masjid. Hal ini lantaran melihat adanya kesadaran masyarakat mentaati aturan pembatasan sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah virus corona atau Covid-19. Namun rencana tersebut masih akan dimatangkan kembali oleh otoritas pemerintah.
Menteri Wakaf Mesir, Mohamed Mokhtar Gomaa, mengatakan Kementeriannya mengembangkan sebuah rencana untuk membuka kembali masjid. Tetapi dengan catatan setelah ada peninjauan oleh komite manajemen krisis virus Covid-19 pemerintah pada awal pekan depan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (26/5) waktu setempat seperti dilansir Ahram Online, disebutkan bahwa rencana ini disiapkan berdasarkan arahan Perdana Menteri Mostafa Madbouly sebelum Idul Fitri. Hal ini setelah melihat ketaatan warganya selama Ramadhan.
Misalnya kesadaran dan komitmen saat melakukan sholat Tarawih selama bulan suci Ramadhan tanpa membuat kerumunan yang dapat menimbulkan penularan virus. Termasuk juga pelaksanaan sholat Idul Fitri yang dilakukan secara terbatas dengan jumlah jamaah yang sedikit.
Menteri Gomaa menjelaskan, para kepala departemen agama dan direktorat kementerian telah diperintahkan untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Ini untuk memastikan jarak yang aman antara jamaah yang menunaikan ibadah di masjid.
Pemerintah Mesir telah menutup masjid-masjid dan gereja-gereja sejak Maret lalu dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona. Data terakhir pada 21 Mei, sebanyak 14.229 kasus virus corona terkonfirmasi di Mesir. Dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 680 orang dan pasien sembuh sebanyak 3.994 orang.
Menteri Kesehatan Mesir, Hala Zayed, mengatakan semua rumah sakit umum di Mesir menyediakan tes virus corona. Sehingga warga Mesir dapat mulai melakukan pengujian mulai 21 Mei 2020. Lebih lanjut, Zayad menyampaikan ada 320 rumah sakit umum di Mesir yang akan menerima pasien yang menderita gejala Covid-19.
Dia menyebutkan rumah sakit akan melakukan pemeriksaan klinis serta melakukan tes darah dan rontgen dada, dan jika hasil tes negatif, pasien akan diberhentikan dengan obat untuk gejalanya.