REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar standar protokol kesehatan benar-benar diterapkan saat new normal nanti diberlakukan. Apalagi jika industri pariwisata nanti telah dibuka kembali.
Ia mengatakan, pembukaan industri pariwisata nanti pun juga memiliki risiko yang cukup besar. Karena jika ditemukan kasus dari luar negeri maka akan berdampak buruk pada citra pariwisata.
“Karena ini risikonya besar. Begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi,” jelas Jokowi saat membuka rapat terbatas tatanan normal baru di sektor pariwisata yang produktif dan aman covid-19 melalui video conference, di Istana Merdeka, Kamis (28/7).
Karena itu, ia menekankan agar protokol kesehatan betul-betul harus diterapkan menjadi kebiasaan baru di sektor pariwisata. Presiden pun meminta agar dilakukan pengawasan yang ketat serta sosialisasi yang masif, dan simulasi sehingga dapat berjalan baik di lapangan. “Oleh sebab itu, betul-betul harus dihitung, dikalkulasi betul, lapangannya harus dimanajemen, pengawasannya betul-betul dilaksanakan,” tambah dia.
Presiden juga meminta agar disiapkan strategi khusus untuk mempromosikan pariwisata saat new normal diberlakukan nanti. Ia ingin agar pemerintah fokus mendorong pariwisata dan wisatawan domestik ke daerah wisata yang angka reproduksinya di bawah 1. “Untuk itu saya minta diidentifikasi daerah-daerah wisata, daerah-daerah tujuan destinasi wisata yang memiliki R0 di bawah 1, Rt-nya di bawah 1. Sehingga betul-betul secara bertahap kita bisa membuka sektor pariwisata,” kata Jokowi.
Presiden pun menginstruksikan Menteri Pariwisata agar menyiapkan program pariwisata yang aman dari covid dan menggencarkan promosi produk lokal.