Kamis 28 May 2020 16:15 WIB

Rapid Test di Pasar Purbalingga, Tujuh Pedagang Reaktif

Dinkes Purbalingga melakukan rapid test pada 300 orang sebagai sampel.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test Covid-19.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk mendapatkan gambaran mengenai peta penyebaran Covid 19 di masyarakat, Pemkab Purbalingga menggelar rapid test di beberapa pusat kegiatan ekonomi, Kamis (28/5). Dalam kegiatan itu, empat pasar tradisional, pusat penjualan buah dan toko alat rumah tangga, menjadi sasaran kegiatan.

''Dalam kegiatan rapid test ini, tidak semua warga yang beraktivitas di pasar dan toko, kita lakukan rapid test. Tapi hanya kita ambil 300 orang sebagai sampel,'' jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Drg Hanung Wikantono.

Dari hasil rapid test tersebut, ternyata ditemukan sebanyak tujuh orang yang hasilnya rapid testnya reaktif. ''Ketujuh orang yang hasil rapid test-nya reaktif, berasal dari para pedagang. Lima orang reaktif merupakan pedagang yang berjualan Pasar Bobotsari dan dua orang di pasar Bukateja,'' jelasnya.

Dalam proses rapid test ini, kata Hanung, sebenarnya tidak hanya kalangan pedagang saja yang dilakukan rapid test. Tapi juga mencakup pengunjung pasar, tukang ojek dan juga karyawan toko.

''Namun yang hasil testnya reaktif hanya kalangan pedagang. Warga lainnya, tidak ada yang reaktif,'' katanya.

Dia juga menyebutkan, seluruh pedagang mengaku tidak memiliki keluhan apa pun. Namun untuk memastikan para pedagang tersebut positif Covid 19 atau tidak, pihaknya akan menindak-lanjuti dengan melakukan pemeriksaan sampel swab atau test PCR.

''Untuk melakukan pencegahan, kami juga langsung melakukan tracing kepada orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan yang bersangkutan. Termasuk seluruh keluarganya,'' katanya. Selain itu, pada mereka juga langsung dilakukan tindakan karantina.

Bupati Dyah Hayuning Pratiwi yang memantau langsung kegiatan ini, mengatakan Pemkab Purbalingga terus bekerja keras untuk melakukan pencegahan penyebaran covid di Purbalingga. ''Kita harus bekerja keras melakukan pencegahan, karena  Purbalingga masuk zona merah kasus Covid 19 dengan jumlah  pasien terbanyak ke-lima di Jateng,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, per Kamis (28/5) ini, pasien positif Covid 19 di Purbalingga sudah 55 orang. Dari jumlah itu, 25 orang sudah dinyatakan sembuh, 28 orang masih dirawat, dan seorang meninggal. ''Di luar jumlah itu, ada 20 pasien berstatus PDP yang meninggal sebelum diketahui status Covidnya,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement