Kamis 28 May 2020 20:55 WIB

PBNU: Pemerintah Harus Dukung Protokol Kesehatan Pesantren

PBNU mengingatkan pemerintah untuk mendukung protokol kesehatan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
PBNU mengingatkan pemerintah untuk mendukung protokol kesehatan Suasana pondok pesantren (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
PBNU mengingatkan pemerintah untuk mendukung protokol kesehatan Suasana pondok pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud menuturkan, pondok pesantren harus dibuka kembali di era kenormalan baru atau new normal nanti. 

 

Baca Juga

Para santri harus melewati protokol kesehatan terlebih dulu sebelum menempuh pendidikan di pesantren. "Ya pasti, harus (beroperasi lagi). Mereka (santri) juga belajar seperti orang lain belajar. Mereka tidak hanya belajar ngaji saja, tetapi juga ilmu-ilmu yang lain, mengikuti pendidikan umum juga," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (28/5).

 

Kiai Marsudi mengatakan, otoritas kesehatan setempat seperti Puskesmas atau dokter perlu diberdayakan untuk memastikan kesehatan para santri sebelum mengenyam pendidikan di pesantren. "Jadi siapa yang masuk sekolah itu dicek kesehatan dulu," kata dia. 

 

Protokol kesehatan bagi para santri, kata Kiai Marsudi, harus dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Sebab jika ini tidak dilakukan, maka bisa dibayangkan terjadi penularan virus Covid-19 di area pesantren yang dihuni ribuan santri. "Itu akan jadi seperti apa. Intinya, menjaga jiwa harus diutamakan," ucapnya. 

 

Kiai Marsudi menambahkan, pesantren biasanya dihuni ribuan santri bahkan puluhan ribu. Mengatur protokol kesehatan untuk santri saat berada di kelas itu masih bisa disiasati, yaitu dengan membagi waktu pembelajaran di kelas dan penambahan jumlah guru. Aturan jaga jarak di dalam kelas pun masih bisa dijalankan.  

 

"Jadi untuk kelas memang bisa disiasati, lalu untuk kamar itu bagaimana. Nah salah satu caranya, dengan memeriksa kesehatan santri sebelum memasuki lingkungan pesantren," ujarnya.  

 

Kiai Marsudi, yang juga pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, menyebut akan membuka kembali pesantrennya jika sudah mendapat izin atau pengumuman resmi dari pemerintah. "Kalau daerah kita dianggap normal, pemerintah sudah mengizinkan, ya kita akan ikuti peraturannya, kita buka lagi pesantrennya," tutur dia.  

 

Saat beroperasi kembali pun pesantren tidak serta-merta beraktivitas sebagaimana sebelum terjadi pandemi. Pesantren harus menjalankan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan serta prosedur kesehatan demi terhindar dari wabah virus Covid-19. "Jadi harus ada juklak, juknis dan protapnya," ungkapnya.

 

Pesantren Ekonomi Darul Uchwah telah memulangkan santri-santrinya. Namun ada sekitar 30 santri yang tidak pulang karena mereka berasal dari daerah yang jauh. 

 

"Tetapi mereka tidak ke mana-mana, hanya di situ saja, ya seperti berada di rumah besar. Mereka juga menjaga jarak. Ngajinya juga via live streaming," tutur dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement