REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Membawa batu saat bepergian untuk disembah menjadi salah satu potret kehidupan orang-orang Arab pada masa jahiliyah atau sebelum diutusnya Rasulullah.
Seperti diungkapkan Harun bin Muawiyah bin Ubaidillah salah satu tabiut tabiin kalangan tua yang menceritakan bahwa pada masa jahiliyah apabila seorang lelaki hendak bepergian dia akan membawa empat buah batu.
Tiga batu digunakan untuk menopang atau menegakkan periuk, sedangkan batu yang keempat untuk disembah, atau digunakan untuk melatih anjing atau membunuh anaknya sendiri.
Keterangan ini dapat dilihat lebih jelas dalam Sunan Darimi, Mukadimah Bab 1 nomor 3 tentang potret kehidupan manusia sebelum nabi diutus.
Selain membawa batu untuk disembah, orang-orang pada masa jahiliyah juga kerap membawa wadah berisi keju dan susu untuk dipersembahkan kepada berhala Iqaf dan Nailah.
"Telah mengabarkan kepada kami Harun bin Mu`awiyah dari Ibrahim bin sulaiman Al Mu`addib dari Al A'masy dari Mujahid, bekas budakku menceritakan kepadaku bahwa keluarganya menitip sebuah wadah yang berisi keju dan susu untuk dipersembahkan kepada tuhan-tuhan mereka, ia berkata,’ Keluargaku melarangku makan keju karena takut kepada tuhan-tuhan tersebut lalu datanglah seekor anjing, memakan keju dan meminum susu serta kencing di atas patung-patung tersebut yaitu patung Iqaf dan Nailah’. Harun berkata, ‘Pada masa jahiliyah dulu apabila seorang laki-laki hendak bepergian dia akan mengikusertakan empat buah batu, tiga di antaranya untuk menopang/menegakan priuk (kuali/bejana) dan yang keempatnya untuk ia sembah, untuk melatih anjingnya, serta untuk membunuh anaknya." (Sunan Darimi. Isnad-nya hasan menurut Husain Salim Asad Ad Daroni).
Bahkan seperti dijelaskan pada mukadimah Bab 1 nomor 4, bila tidak menemukan batu yang bagus, orang-orang pada masa jahiliyah akan mengumpulkan pasir dan mendatangkan unta shafi atau yang banyak susunya. Kemudian unta itu akan diperas susunya untuk menyirami pasir. Setelah itu tumpukan pasir itu akan disembah.
"Telah menceritakan kepada kami Mujahid bin Musa telah menceritakan kepada kami Raihan Ibnu Sa'id As Sami telah menceritakan kepada kami 'Abbad Ibnu Manshur dari Abu Raja`, dia berkata, ‘Kami dulu pada masa jahiliyah apabila menemukan batu yang bagus, kami pun menyembahnya dan apabila tidak mendapatkan yang bagus, kami pun mengumpulkan pasir. Kemudian kami mendatangkan onta yang shafi, ketika onta tersebut sudah mengangkanginya kamipun memeras susunya untuk menyirami tumpukan pasir yang kami kumpulkan, kemudian kami menyembah tumpukan pasir tersebut selama kami tinggal di tempat tersebut. Abu Muhammad berkata: onta shafi adalah onta yang banyak susunya." (Sunan Darimi. Isnad-nya dhaif menurut Husain Salim Asad Ad Daroni).