Jumat 29 May 2020 06:24 WIB

Elon Musk: Tak Ada Negara Seperti Amerika Serikat (AS)

Sukses Jadi Miliarder di AS, Elon Musk Puji Habis-Habisan: Tak Ada Negara Seperti Amerika

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Sukses Jadi Miliarder di AS, Elon Musk Puji Habis-Habisan: Tak Ada Negara Seperti Amerika. (FOTO: Reuters/Mike Blake)
Sukses Jadi Miliarder di AS, Elon Musk Puji Habis-Habisan: Tak Ada Negara Seperti Amerika. (FOTO: Reuters/Mike Blake)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Miliarder Elon Musk merupakan pria kelahiran Afrika Selatan yang merasa sangat beruntung tinggal di Amerika Serikat (AS) karena menurutnya, di AS begitu banyak kesempatan yang bisa ia lakukan. 

"Amerika masih lah tanah kesempatan yang lebih dari tempat apapun, itu pasti," kata Musk dikutip dari CNBC di Jakarta, Kamis (28/4/2020) dalam wawancara dengan Blooomberg.

Baca Juga: Elon Musk Ganti Nama Anak, Kenapa Tuh?

"Sepertinya selalu jika ada teknologi keren atau sesuatu terjadi, itu di Amerika Serikat. Jadi, tujuanku pada dasarnya adalah pergi ke Amerika," lanjutnya.

Pada usia 17 tahun, ia tiba di Amerika Utara hanya dengan uang USD 2.000, tas ransel & koper penuh buku. Dia mengaku membiayai sendiri kuliahnya meski orang tuanya cukup berada.

"Saya bayar sendiri di kuliah, melalui pinjaman mahasiswa, beasiswa, bekerja dan akhirnya punya hutang USD 100 ribu," ceritanya.

Perusahaan pertama Musk didirikan tahun 1995, sebuah direktori online bernama Zip2 yang diakuisisi Compaq senilai USD 300 juta. Uang itu ia gunakan mendirikan X.com, layanan finansial yang di kemudian hari bernama PayPal dan dicaplok eBay senilai USD 1,5 miliar.

Musk kembali memutar uangnya dan mendirikan perusahaan antariksa SpaceX. Berlanjut kemudian ia memimpin perusahaan mobil listrik Tesla.

Keberhasilan ini membawanya memulai SpaceX dan Tesla, bersama dengan Neuralink pada 2016, dan setahun kemudian, The Boring Company. Hari ini, Musk memiliki kekayaan USD 36,8 miliar, menurut Forbes.

"Jelas tidak ada negara lain di mana saya bisa melakukan ini, baik sebagai imigran atau bukan," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement