Jumat 29 May 2020 15:04 WIB

Pariwisata Jatim Bersiap Sambut Era Normal Baru

Tempat wisata didorong terkoneksi dengan rumah sakit.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Seorang penggemar olahraga pralayang, berlatih  di kawasan lautan pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jatim, Minggu (14/8)
Foto: ANTARA
Seorang penggemar olahraga pralayang, berlatih di kawasan lautan pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jatim, Minggu (14/8)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersiap menyanbut era normal baru atau new normal yang diwacanakan pemerintah pusat. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur mengatakan, dalam menyambut era normal baru tersebut, tempat-tempat wisata di di wilayah setempat akan dilengkapi sejumlah protokol kesehatan.

"Kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/ kota dan pelaku usaha sektor wisata untuk menyiapkan hal tersebut," kata Sinarto di Surabaya, Jumat (29/5).

Sinarto menegaskan, pihaknya akan memastikan setiap wisatawan yang berkunjung ke Jatim bisa menjalankan protokol kesehatan. Maka dari itu, pihaknya akan menyediakan fasilitas-fasilitas seperti tempat mencuci tangan, serta penyanitasi tangan. Termasuk, kesiagaan memberikan pertolongan awal.

"Kami juga mendorong tempat wisata agar terkoneksi dengan rumah sakit," ujar Sinarto.

Sunarto berharap, upaya tersebut dapat membangkitkan kembali sektor wisata yang sempat terpuruk akibat wabah Covid-19. Sinarto menegaskan, pihaknya terus mematangkan persiapan persiapan dalam menyambut era new normal tersebut. Terobosan-terobosan yang disiapkan, diharapkan dapat mewujudkan beberapa target, mulai dari membangkitkan wisatawan, meningkatkan prestasi pelaku usaha wisata, hingga memberikan kenyamanan bagi wisawatan.

"Protokol tersebut nantinya tak akan membuat masyarakat  takut datang ke tempat wisata. Sebaliknya, sektor wisata di Jatim bisa bersaing secara nasional maupun global," kata Sinarto.

Sinarto mengungkapkan, untuk melaksanakan rencana tersebut, pihaknya tengah menunggu keputusan pemerintah pusat dan Gubernur Jatim. Namun, kata dia, terobosan tersebut harus dibuat karena banyak pelaku usaha di sektor wisata yang kini terpuruk. Bahkan, beberapa karyawan pun terpaksa dirumahkan.

Selama ini, kata Sinarto, pemerintah telah memberikan bantuan kepada seniman dan pihak terkait di sektor wisata. Di antaranya, bantuan kerahiman dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta bantuan dari Gubernur Jawa Timur bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement