REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teater, bioskop dan tempat kebudayaan di Portugal mulai boleh dibuka kembali, Senin (1/6). Mulai kemarin, negara tersebut memasuki fase ketiga akhir pembatasan wilayah. Namun, masih banyak tempat kebudayaan yang ditutup karena khawatir takkan ada pengunjung datang.
Pandemi virus corona berdampak pahit bagi sektor seni. Para penampil sudah rindu ingin berjumpa dengan penonton. Namun, membuka akses terlalu cepat malah bisa berujung tidak efektif.
"Membuka pintu untuk sedikit orang hanya merugikan penonton dan para aktor, jadi kami memilih membuka kembali pada September bila keadaan baik-baik saja," kata direktur artistik Trindande, salah satu teater tertua di Lisbon, Diogo Infante, kepada Reuters.
Sektor budaya di Portugal telah lama berjuang mendapatkan dukungan pemerintah. Banyak seniman mengatakan kucuran dana 30 juta euro untuk sektor budaya bulan lalu tidak cukup.
"Sektor budaya semakin rentan selama bertahun-tahun," kata Infante yang juga seorang aktor.
"Tidak pernah ada keberanian politik untuk memandang budaya sebagai hal yang penting bagi masyarakat," ucap dia.
Claudia Belchior, pimpinan teater D. Maria II di Lisbon, mengatakan para pemain butuh waktu hingga September untuk mempersiapkan pertunjukan baru. Pembatasan wilayah membuat mereka tak bisa berlatih.
"Orang masih takut meninggalkan rumah. Kami harus melawan itu. Kami harus memastikan keamanan di tempat ini," kata Belchior.
Sebagian bioskop mengatakan mereka masih butuh waktu untuk menerapkan protokol keamanan. Mereka juga tak yakin apa yang harus ditayangkan karena pemutaran film pun tertunda.
NOS, pemilik dari jaringan bioskop terbesar di Portugal, belum mengonfirmasi kapan akan beroperasi lagi. NOS mengatakan akan membukanya secepat mungkin ketika sudah aman.
Manajemen bioskop lain tak sabar untuk kembali membuka pintu untuk penonton. "Lebih baik buka lagi dengan sedikit pengunjung ketimbang tidak sama sekali," kata Pedro Borges, pimpinan Cinema Ideal di Lisbon.