Selasa 02 Jun 2020 17:58 WIB

BPS Lampung: Mamin dan Tembakau Sumbang Deflasi

Dari 10 kelompok komoditas, enam komoditas menyumbang inflasi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Segubal atau sekubal, makanan khas dari Lampung. BPS Lampung menyatakan, makanan minuman (mamin) dan tembakau yang menyumbang inflasi.
Foto: Malahayati
Segubal atau sekubal, makanan khas dari Lampung. BPS Lampung menyatakan, makanan minuman (mamin) dan tembakau yang menyumbang inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung perkembangan harga berbagai komoditi di dua kota pemantauan (Bandar Lampung dan Kota Metro) pada Mei 2020, secara umum mengalami penurunan. Hanya makanan minuman (mamin) dan tembakau yang menyumbang inflasi.

Kepala BPS Lampung Faizal Anwar menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan harga di dua kota, pada bulan ini terjadi penurunan IHK dari 105,08 pada April 2020 menjadi 104,78 pada Mei 2020 atau mengalami deflasi sebesar 0,29 persen. Dengan demikian, laju inflasi Lampung tahun kalender sebesar 0,48 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year /yoy) sebesar 1,64 persen.

Baca Juga

Faizal menyatakan 10 komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar di Lampung selama Mei 2020 yakni  beras 0,17 persen; cabai merah sebesar 0,15 persen; bawang putih 0,10 persen; telur ayam ras 0,09 persen; cabe rawit 0,06 persen; anggur 0,01 persen; cumi-cumi 0,01 persen; gula pasir 0,01 persen; jeruk 0,01 persen; dan cabe hijau 0,01 persen.

"Pada Mei 2020, hanya kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu sebesar 0,46 persen," ungkap Faizal dalam konferensi pers virtual pada Selasa (2/6).

Sebaliknya, enam kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen; diikuti dan kelompok transportasi 0,04 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01 persen; dan kelompok kesehatan 0,01 persen.

"Sementara, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; dan kelompok pendidikan tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi," kata Faizal.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement