REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi ejekan yang meluas atas aturan pembatasan sosial terkait virus corona yang disebut oleh beberapa media sebagai "larangan seks". Namun demikian, seorang menteri junior Inggris Simon Clarke, Selasa (2/6), mengatakan peraturan itu bertujuan menjaga keselamatan warga.
Berdasarkan amandemen yang dicantumkan pada peraturan pada Senin (1/6), warga di Inggris tidak dapat berpartisipasi dalam pertemuan yang berlangsung di tempat umum atau pribadi di dalam ruangan, dan terdiri dari dua orang atau lebih. Media tabloid Inggris menyebut peraturan pembatasan sosial itu sebagai suatu "larangan seks".
"Peraturan ini sebenarnya tentang memastikan kita tidak membiarkan orang-orang pergi jauh dari rumah mereka pada malam hari," kata menteri perumahan junior Inggris Simon Clarke kepada radio LBC ketika ditanya tentang aturan yang disebut "larangan seks" itu.
Ketika ditanya apakah aturan tersebut memungkinkan pasangan bersenggama di luar ruangan, Clarke tertawa kecil dan berkata: "Saya rasa adil untuk mengatakan risiko penularan virus corona jauh lebih rendah di udara terbuka daripada di ruang internal, tetapi jelas kami tidak mendorong warga melakukan hal seperti itu di luar pada saat ini atau waktu lain."
Di Twitter, #sexban sedang tren di Inggris.