Rabu 03 Jun 2020 18:34 WIB

Bansos Tak Bertujuan Dorong Daya Beli Masyarakat

Ukuran efektivitas bansos lebih kepada standar hidup layak Masyarakat.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Warga mengantre penyaluran bansos tunai Kemensos, di Kantor Pos Khatib Sulaiman, Padang, Sumatera Barat, Jumat (15/5/2020). Sebagian besar warga tidak mengikuti protokol pencegahan COVID-19 dengan mengantre tanpa jaga jarak.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Warga mengantre penyaluran bansos tunai Kemensos, di Kantor Pos Khatib Sulaiman, Padang, Sumatera Barat, Jumat (15/5/2020). Sebagian besar warga tidak mengikuti protokol pencegahan COVID-19 dengan mengantre tanpa jaga jarak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bantuan sosial atau bansos dinilai lebih ditujukan untuk membantu masyarakat miskin atau mereka yang terdampak Covid-19. Tujuannya agar mereka bisa tetap hidup layak.

"Jadi bukan ditujukan menaikkan daya beli sehingga bisa mendorong konsumsi," ujar Direktur Riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah kepada Republika pada Rabu, (3/6). Ia menjelaskan, penurunan konsumsi yang kemudian menyebabkan rendahnya inflasi, merupakan keniscayaan akibat wabah covid-19.

Piter menuturkan, ukuran efektivitas bansos lebih kepada standar hidup layak Masyarakat. Sekaligus menghindari terjadinya Masyarakat kelaparan karena tidak punya uang membeli makan, kehilangan tempat tinggal, dan sebagainya. Indikator berikutnya yakni, rendahnya kriminalitas. "Kalau Masyarakat miskin tidak dibantu, akan ada dorongan kriminalitas meningkat," katanya. 

Hanya saja, lanjutnya, bukan berarti bansos tidak memengaruhi daya beli masyarakat. Sebab, jika tidak ada bansos, masyarakat miskin benar-benar tidak punya daya beli."Dengan bansos, mereka setidaknya bisa beli kebutuhan pokok. Namun tidak bisa diharapkan untuk menahan penurunan konsumsi," kata Piter.

Dirinya menuturkan, bansos bersifat menahan penurun daya beli masyarakat. Dengan begitu, meski tetap turun, namun tidak terlalu dalam. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement