Kamis 04 Jun 2020 14:25 WIB

Ini Rekam Jejak Polisi Pembunuh George Floyd

Polisi yang membunuh George Floyd pernah dapat medali tapi juga dikenal agresif

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Potongan video yang memperlihatkan polisi menekan lututnya di leher George Floyd yang membuatnya meninggal memicu kemarahan publik AS karena dianggap pembunuhan berbasis rasial.
Foto: uniland.co.uk
Potongan video yang memperlihatkan polisi menekan lututnya di leher George Floyd yang membuatnya meninggal memicu kemarahan publik AS karena dianggap pembunuhan berbasis rasial.

REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS -- Polisi yang mencekik George Floyd dengan lututnya hingga tewas adalah petugas yang paling berpengalaman dari empat polisi yang terlibat dalam insiden tersebut. Ia pernah mendapat medali keberanian dan 17 keluhan.

Detail tentang Derek Chauvin mencuat setelah jaksa meningkatkan dakwaannya menjadi pembunuhan tingkat dua pada Kamis (4/6). Rekaman video penangkapan Floyd yang tersebar di media sosial memicu unjuk rasa besar-besaran menentang rasialisme dan brutalitas polisi di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

Dokumen mengenai empat petugas yang terlibat dalam insiden menunjukkan Chauvin sudah berada di kepolisian selama 19 tahun. Satu petugas lain yang berdarah Hmong bernama Tou Tho adalah petugas layanan masyarakat dan sudah enam kali mendapat keluhan. 

Dua petugas lainnya cukup baru di kepolisian yakni Thomas Lane, seorang mantan sipir penjara remaja yang sempat menjadi sukarelawan bekerja dengan pengungsi Somalia. Selain itu ada J. Alexandre Kueng yang memulai kariernya sebagai penegak hukum dengan berpatroli di kampusnya dan supermarket.

Dokumen tersebut banyak disunting dan tidak memasukkan peristiwa pembunuhan Floyd. Hanya satu dari 17 keluhan terhadap Chauvin yang dibeberkan dengan rinci. Tidak satu pun dari enam keluhan terhadap Thao yang diungkapkan dan tidak ada detail tentang gugatan hukum penggunaan kekuatan berlebihan yang diajukan terhadapnya.

Dalam dokumen itu disebutkan Chauvin yang berusia 44 tahun awalnya belajar masak sebelum masuk pelatihan sebagai penegak hukum. Ia sempat menjalani dua penugasan sebagai polisi militer pada akhir 1990-an di Fort Benning, Georgia, dan Jerman.

Chauvin menjadi polisi Minneapolis pada 2011 dan keluhan yang dijabarkan dalam dokumen tersebut terjadi pada 2007. Ia memaksa seorang perempuan keluar dari mobilnya hanya karena melebihi sedikit batas kecepatan.

Penyidik menemukan Chauvin tidak perlu mengeluarkan perempuan itu dari mobilnya. Mereka juga mencatat saat Chauvin menghentikan mobil perempuan itu kamera video mobil polisinya dalam keadaan mati.

Namun Chauvin juga pernah mendapatkan medali keberanian. Dalam dokumen tersebut dicantumkan ia meraih dua medali.

Satu medali didapat pada 2006 ketika ia menjadi salah satu dari sekelompok petugas yang melepaskan tembakan dari tersangka penusukan yang mengarahkan shotgun ke arah mereka. Lalu satu lagi pada 2008 ketika ia menembak tersangka kekerasan dalam rumah tangga di perutnya.

Chauvin juga pernah mendapat penghargaan pada 2008 setelah ia dan rekannya menghadap tersangka yang kabur dengan pistol di tangan. Pada 2009 ia menangkap geng saat bekerja sebagai penjaga keamanan di klub malam El Nuevo Rodeo.

Sejak ia ditangkap, pemilik klub Maya Santamaria mengatakan beberapa kali Chauvin dan Floyd pernah bekerja sebagai penjaga malam di klub miliknya. Tapi ia tidak yakin apakah mereka saling mengenal atau tidak.

Ia mengatakan Chauvin kerap melakukan tindakan agresif yang tidak diperlukan saat ada pengunjung kulit hitam. Santamaria mengatakan Chauvin pernah membubarkan perkelahian dengan menyemprotkan semprotan cabai ke kerumunan dan memanggil beberapa skuad polisi sebagai bantuan, taktik yang ia sebut 'keterlaluan'. 

Istri Chauvin, Kellie, adalah imigran dari Laos yang menjadi orang Hmong pertama yang memenangkan Mrs. Minnesota. Ia mengajukan cerai sejak Chauvin ditangkap pekan lalu.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement