Kamis 04 Jun 2020 14:54 WIB

Pemulihan Fiskal Butuh Waktu Bertahap

Dibutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun agar defisit turun ke level tiga persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Defisit APBN melebar
Foto: Republika
Defisit APBN melebar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2020 mengalami pelebaran defisit hingga sebesar 6,34 persen untuk menangani Covid-19. Meski demikian, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan optimistis kondisi fiskal tersebut bisa kembali pulih seperti semula. 

Menurut Kepala BKF, Febrio N. Kacaribu, untuk mengembalikan defisit APBN ke level 3 persen diperlukan proses yang cukup memakan waktu. "Recovery harus kita buat selembut mungkin menuju ke 3 persen," kata Febrio dalam konferensi video, Kamis (4/6).

Febrio mengatakan, setidaknya dibutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun agar defisit turun ke level tiga persen. Dia menilai, penurunan ya g drastis dalam waktu singkat akan sangat berisiko bagi perekonomian. 

Febrio menjelaskan, penurunan defisit yang terlalu tajam akan dapat menganggung stabilitas makro ekonomi. Hal ini justru akan berdampak terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang akan sulit untuk mencapai target. 

Idealnya, menurut Febrio, defisit diturunkan secara perlahan dengan rata-rata penurunan satu persen setiap tahunnya. "Katakanlah tahun ini 6,34 persen lalu dua tahun ke depan masih di atas 4 persen. Setelah itu tahun berikutnya bisa di bawah 3 persen. ini kita pantau terus," tutur Febrio.

Febrio mengakui terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kondisi fiskal, mulai dari inflasi hingga kurs. Namun, untuk mengembalikan defisit ke kondisi semula, menurut Febrio, pemerintah perlu mengatur pengeluaran. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement