REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat (5/6) pagi WIB), di tengah momentum penguatan euro setelah Bank Sentral Eropa (ECB) meningkatkan stimulus untuk membangkitkan ekonomi kawasan yang dirugikan oleh pandemi Virus Corona.
Euro melonjak ke level tertinggi 12-pekan terhadap dolar AS setelah ECB meningkatkan ukuran Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) menjadi 1,35 triliun euro (1,52 triliun dolar AS) dari 750 miliar euro, lebih besar dari kenaikan 500 miliar euro yang diperkirakan sebagian besar analis.
ECB juga memperpanjang program stimulusnya setidaknya hingga Juni 2021, dengan janji akan menginvestasikan kembali hasilnya sampai setidaknya akhir 2022.
"Ini menyoroti komitmen ECB untuk memperkuat pemulihan," kata Jai Malhi, ahli strategi pasar global di J P Morgan Asset Management di London. "Zona euro mungkin bangkit dari resesi Covid-19 lebih cepat daripada AS dan Inggris."