Kementerian Perdagangan tetap meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman (Mamin) di tengah pandemi Covid-19 dengan menggandeng pelaku usaha Mamin.
“Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat di lapangan dalam pemetaan peluang dan tantangan ekspor tersebut, kami akan melakukan kunjungan ke beberapa eksportir utama nasional di Jabodetabek, salah satunya PT Mayora Indah,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kasan.
PT Mayora Indah Tbk, merupakan salah satu eksportir terbesar nasional yang memiliki lebih dari 80 jaringan distributor utama di dunia serta mengekspor ke lebih dari 100 negara. Pada Februari 2020, perusahaan ini telah mengekspor lebih dari 250 ribu kontainer mamin olahan ke berbagai negara.
“PT Mayora dan eksportir lainnya sedang menghadapi tantangan ekspor yang berat yaitu COVID-19 di dunia. Hal ini menyebabkan adanya berbagai kebijakan pembatasan sosial, lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan banyak negara tujuan ekspor, termasuk negara pemasok bahan baku di dunia,” kata dia menambahkan.
Namun, menurutnya, pembatasan tersebut tidak menyurutkan rencana ekspor. Bahkan produk mamin ini sangat dibutuhkan dunia. Salah satunya adalah untuk meningkatkan imunitas dan stamina kesehatan masyarakat sehingga akan mengakibatkan terjadinya lonjakan signifikan perjualan, khususnya perdagangan melalui daring.
“Kemendag telah memperoleh gambaran besar sebagai langkah konkrit Kemendag dalam memfasilitasi pengembangan ekspor, termasuk penyelesaian hambatan di negara tujuan eskpor,” kata Kasan. Pada 2020, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami tekanan cukup kuat akibat dari pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi negara yang terdampak cukup parah. Kondisi ini membuat pemerintah membidik peluang baru melalui ekstensifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan termasuk Eropa.
Pangsa pasar ekspor makanan olahan Indonesia di dunia tercatat sebesar 1,20% pada 2019. Pada periode tersebut, neraca perdagangan makanan olahan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 2,27 miliar. Sementara itu, ekspor makanan minuman olahan Indonesia tercatat sebesar US$ 4,15 miliar atau naik sebesar 3,54% dibandingkan tahun sebelumnya.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id