Jumat 05 Jun 2020 17:20 WIB

Cara Memperlihatkan Senyuman di Balik Masker

Tak hanya senyuman, ekspresi wajah lain juga bisa dilihat meski orang pakai masker.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Warga mengenakan masker di jalan Champs Elysee, Paris, Senin (11/5). Ekspresi wajah masih bisa terlihat meski terhalang masker.
Foto: AP / Francois Mori
Warga mengenakan masker di jalan Champs Elysee, Paris, Senin (11/5). Ekspresi wajah masih bisa terlihat meski terhalang masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia dapat terlihat tidak ramah saat orang kini harus memakai masker di keramaian di tengah pandemi penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Soalnya, ekspresi senyum yang biasanya dengan mudah terlihat di wajah kini menjadi tersembunyi di balik masker.

Tak hanya senyuman, ekspresi wajah lainnya juga terhalangi oleh masker. Dilansir Today, bagaimanapun raut wajah seseorang, khususnya saat tersenyum, tetap akan terlihat meski tertutup masker.

Baca Juga

Pakar bahasa tubuh dari Amerika Serikat (AS) Janine Driver mengatakan, banyak ekspresi yang bisa terlihat hanya dari mata dan alis seseorang. Salah satunya dengan mengamati kerutan yang ada di sisi mata.

Psikolog Paul Ekman yang mempelajari ekspresi wajah juga mengatakan, senyuman muncul ditandai dengan mata yang mulai menyipit dan berkerut. Senyuman yang tulus atau juga dikenal sebagai Duchenne Smile membuat otot orbicularis oculi di sekitar mata bergerak, sementara senyuman palsu tidak demikian.

Ketika seorang bayi tersenyum, Anda dapat dengan mudah melihatnya, bahkan ketika area mulutnya tertutup dot. Orang juga dapat "mendengar" ketika seseorang tersenyum karena perubahan bentuk mulut, menyebabkan suara menjadi lebih terdengar ceria.

Driver mengatakan bahwa seseorang tetap bisa megekspresikan senyuman saat mengenakan masker. Jangan lupa untuk melakukan kontak mata, karena sikap seseorang dapat terlihat dengan jelas dari situ.

"Ingat bahwa Anda mengenakan masker yang sekilas dapat terlihat menakutkan. Hanya dengan memberi seseorang kontak mata bersahabat seperti biasanya, senyuman Anda dapat terlihat," ujar Driver.

Berikut tips lainnya untuk meningkatkan interaksi sosial selama mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda hingga saat ini:

1. Lepaskan kacamata hitam

Jika Anda memakai masker dan mengenakan kacamata hitam saat berbicara dengan seseorang, maka ekspresi Anda hampir tidak dapat terbaca sepenuhnya. Karena itu. cobalah melepas kacamata hitam yang sangat berpengaruh besar untuk lawan bicara Anda.

2. Perhatikan kemiringan kepala

Memiringkan kepala ke samping saat berbicara atau mendengarkan dipandang sebagai welas asih. Menjaganya agar tetap lurus dengan pundak Anda menyiratkan bahwa "saya menuntut perhatian".

Jika seseorang berdiri terlalu dekat dan Anda ingin meminta untuk jaga jarak, melakukannya sambil memiringkan kepala mungkin dapat lebih efektif.

3. Awasi mata

Mata yang relaks berarti seseorang merasa nyaman. Ketika orang tampak mulai memicingkan mata, seperti saat sedang memasukkan benang ke jarum, orang itu mungkin stres, kesal, atau merasa terancam.

Bagian pupil mata dapat membesar saat seseorang merasa nyaman dan mengkerut ketika melihat sesuatu yang tidak disukai.

4. Perhatikan alis

Alis bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang marah, kesal, atau justru baik-baik saja. Ini menjadi bagian otot di wajah yang paling sulit untuk dimanipulasi.

Intinya adalah wajah tetap dapat mengekspresikan segala sesuatu emosi dengan jelas meski tertutup masker. Karena itu, jangan pernah ragu untuk tersenyum kepada orang lain sekalipun sedang mengenakan masker.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement