Sabtu 06 Jun 2020 05:36 WIB

52 Ribu Orang Ditahan Akibat Langgar Aturan Covid-19

Melanggar aturan covid-19 membuat 52 ribu orang ditahan.

Rep: Rizky Suryarandika./ Red: Muhammad Hafil
52 Ribu Orang Akibat Langgar Aturan Pencegahan Covid-19. Foto: Seorang perwira polisi memerintahkan pembeli untuk menjaga jarak sosial saat antre di Harare, Zimbabwe, Senin (30/3). Negara Afrika memasuki hari pertama 21 hari penutupan secara nasional yang diputuskan oleh Presiden Emmerson Mnangagwa di upaya untuk memperlambat penyebaran penyakit pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus SARS-CoV-2, yang sejauh ini mengakibatkan satu kematian di Zimbabwe
Foto: EPA
52 Ribu Orang Akibat Langgar Aturan Pencegahan Covid-19. Foto: Seorang perwira polisi memerintahkan pembeli untuk menjaga jarak sosial saat antre di Harare, Zimbabwe, Senin (30/3). Negara Afrika memasuki hari pertama 21 hari penutupan secara nasional yang diputuskan oleh Presiden Emmerson Mnangagwa di upaya untuk memperlambat penyebaran penyakit pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus SARS-CoV-2, yang sejauh ini mengakibatkan satu kematian di Zimbabwe

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pemerintah Zimbabwe menahan 1.312 orang dalam 24 jam terakhir karena melanggar aturan pencegahan virus corona. Dengan demikian, total sementara warga Zimbabwe yang ditahan sepanjang lockdown sudah sebanyak 52 ribu orang.

Juru Bicara Kepolisian Nasional Zimbabwe Paul Nyathi menyebut mayoritas warga yang ditahan karena berkumpul di masa lockdown. Kemudian ada juga warga yang tak memakai masker. Padahal aturan soal itu ditujukan demi mencegah penularan corona berlanjut disana.

Baca Juga

"Polisi juga mengambil langkah khusus untuk memburu mereka yang kabur dari pusat karantina dan mereka yang masuk ke negara secara ilegal," kata Paul dilansir dari Anadolu Agency pada Jumat, (5/6).

Diketahui, pemberlakuan jam malam di Zimbabwe dimulai sejak 31 Maret lalu ketika pandemi corona menyerang dunia. Hingga sekitar dua bulan berselang, 52 ribu warga jadi sasaran penangkapan oleh pemerintah Zimbabwe.

Sampai dengan Kamis, (4/6) kasus corona di Zimbabwe mencapai 237 orang. Empat diantaranya terkonfirmasi meninggal dunia akibat corona.

Secara global, pandemi corona sudah menjangkiti 6,6 juta orang. Dari jumlah itu, 391 ribu orang meninggal dan 2,8 juta lainnya berhasil meraih kesembuhan. Data tersebut didasari perhitungan yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement