REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Juara dunia tinju kelas berat Anthony Joshua menggambarkan rasisme sebagai pandemi. Hal ini diungkapkan saat berpidato di hadapan para pemrotes pada pawai Black Lives Matter di London, Sabtu (6/6).
Joshua, salah satu olahragawan papan atas Inggris, bergabung dalam pawai melalui jalan-jalan di kota asalnya Watford sebelum berkumpul di sebuah taman tempat ia membacakan puisi yang ditulis oleh seorang teman.
"Virus ini telah dinyatakan sebagai pandemi. Ini di luar kendali. Dan saya tidak berbicara tentang Covid-19. Virus yang saya bicarakan disebut rasisme, " katanya seperti dilansir dari laman Reuters, Ahad (7/6).
Pawai dan protes telah diadakan di seluruh dunia dalam menanggapi pembunuhan pria kulit hitam tak bersenjata George Floyd oleh seorang petugas polisi di AS pada 25 Mei. Empat petugas yang terlibat sejak itu telah didakwa atas kematian tersebut.
Joshua yang berusia 30 tahun, yang gelar juara dunia kelas beratnya melawan Petinju Bulgaria, Kubrat Pulev yang dijadwalkan untuk bulan ini di stadion Tottenham Hotspur ditunda karena pandemi COVID-19, berpakaian serba hitam untuk acara tersebut.
“Kita tidak bisa lagi duduk dan tetap diam atas pembunuhan yang tidak masuk akal dan tidak sah ini serta rasisme yang licik pada manusia lain - berdasarkan apa? Hanya warna kulit mereka, ”kata juara dunia IBF, WBA dan WBO.
“Kita perlu berbicara dalam demonstrasi damai - sama seperti hari ini, Watford melakukannya dengan sangat baik. Kita tidak boleh menggunakan demonstrasi untuk motif egois dan mengubahnya menjadi kerusuhan dan penjarahan." Tegasnya.
Protes Black Lives Matters berlanjut di London meskipun Menteri Kesehatan Matt Hancock mendesak orang untuk tidak menghadiri pertemuan besar karena pandemi. Polisi Metropolitan juga mengatakan aksi protes itu bisa melanggar hukum karena mereka akan melanggar protokol kesehatan.