Selasa 09 Jun 2020 16:07 WIB

Pakar UI: Herd Imnunity Butuh Masyarakat yang Imun

Untuk mencapai herd immunity itu terdapat ambang batas kekebalan yang harus dipenuhi.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Beda Herd Immunity Alami dan Via Vaksinasi (Ilustrasi),
Foto: Republika
Beda Herd Immunity Alami dan Via Vaksinasi (Ilustrasi),

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono mengatakan, untuk mencapai herd immunity atas Covid-19, dibutuhkan 70 persen anggota populasi yang telah imun atau kebal pada virus penyebabnya. 

"Untuk Covid-19 yang R0-nya itu dua sampai tiga, maka cukup 70 persen yang terlindungi (imun)," kata Pratiwi saat diskusi daring bertemakan 'Adaptasi Normal Baru dari Perspektif Sains, Kesehatan dan Psikologi', Senin (8/6).

Pratiwi menjelaskan, herd immunity adalah kondisi di mana sebagian besar anggota suatu populasi telah mempunyai kekebalan. Sehingga bisa menghambat penularan virus, termasuk melindungi anggota populasi yang rentan seperti orang tua dan anak-anak.

Untuk mencapai herd immunity itu, kata dia, terdapat ambang batas kekebalan yang harus dipenuhi. Setiap virus ambang batasnya berbeda-beda. Untuk Covid-19 ambang batasnya adalah kekebalan pada 70 persen anggota masyarakat karena tingkat penularan atau R0 virusnya berada di angka dua hingga tiga.

Ambang batas 70 persen itu, lanjut dia, bisa dicapai dengan dua cara, yakni terinfeksi langsung oleh virusnya dan dengan divaksin. Untuk Covid-19, kata dia, kita memilih cara vaksin.

"Kalau penyakitnya mematikan tentu kita tidak ingin semuanya terpapar langsung. Itu sebabnya kita jaga badan kita setengah mati dengan lockdown atau karantina supaya tidak sakit atau tidak mati," ujar Pratiwi.

Untuk itu, penemuan vaksin akan sangat menentukan herd immunity masyarakat Indonesia ataupun penduduk di suatu wilayah. Ia mencontohkan, dengan penemuan vaksin campak pada tahun 1962. Tak lama berselang, herd immunity segera terjadi, lalu penyakit campak segera turun dan bahkan hilang.

Bagaimana dengan Jakarta? Pratiwi mengatakan, R0 di Jakarta saat ini sudah turun, yakni di angka 0,925. Tapi, terkadang masih naik dan turun. 

"Kadang naik ke 0,95" kata Pratiwi yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 itu.

Menurut Pratiwi, meski R0 di Jakarta sudah turun, tapi herd immunity belum bisa diwujudkan. Sebab, herd immunity bisa diwujudkan ketika jumlah pasien aktif Covid-19 telah berkurang drastis. "Makanya, kita semua harus menurunkan jumlah penderita itu serendah mungkin," ucapnya.

Mengacu ke situs corona.jakarta.co.id, pasien positif Covid-19 di ibu kota per 8 Juni tercatat sebanyak 8.037 orang. Sebanyak 1.448 di antaranya dirawat, 3.205 sembuh, 538 meninggal, dan 2.846 menjalani isolasi mandiri. 

Artinya, masih ada 4.294 kasus yang masih aktif. Jumlah itu masih lebih dari 50 persen dari total kasus positif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement