Selasa 09 Jun 2020 16:29 WIB

Ini Penerapan New Normal Ala Pondok Pesantren

Pondok pesantren di Kabupaten Semarang telah menyambut para santrinya kembali

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Petugas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 memeriksa suhu santri
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petugas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 memeriksa suhu santri

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah telah siap menyambut relaksasi di tengah situasi pandemi. Beberapa ponpes di antaranya bahkan telah menyambut para santrinya yang kembali ke pondok, usai libur Lebaran.

Seperti halnya Ponpes Edi Mancoro, Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang mulai Senin (8/6) telah menerima kembali 25 orang santri yang pulang ke pondok untuk tahap pertama.

“Kami memang meminta kepulangan santri ke pondok dilakukan secara bertahap, tidak bersamaan,” ungkap Pengasuh Ponpes Edi Mancoro, KH Muhammad Hanif, yang dikonfirmasi Selasa (9/6). 

Ia juga menjelaskan, pada masa libur Lebaran dan masa pembatasan sosial, sebanyak 300 dari 330 santri Ponpes Edi mancoro pulang ke rumah atau daerah asal masing-masing. Hanya ada 30an santri yang tidak pulang dan tetap tinggal di pondok.

Dalam menyambut kembali para santri yang kembali usai libur Lebaran, Ponpes Edi Mancoro tetap mengedepankan protokol kesehatan dan protokol pencegahan sesuai dengan imbauan dari Pemerintah.

Secara normatif, lanjut Gus Hanif, sapaan akrab KH Muhammad Hanif, ada beberapa prosedur yang diterapkan oleh para pengurus Ponpes Edi Mancoro dalam menyambut kedatangan kembali para santrinya yang kembali ke pondok. Misalnya, santri yang ingin kembali ke pondok harus membawa surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh Puskesmas atau dokter memiliki kewenangan untuk mengeluarkan surat tersebut.

Selain itu juga mewajibkan santri diantar dari rumah menuju ke pondok oleh keluarganya langsung menggunakan kendaraan pribadi. “Jadi kepulangan para santri ke pondok tidak menggunakan angkutan umum,” ungkapnya. 

Penerapan protokol kesehatan standar, masih kata Hanif, diberlakukan saat santri tiba di pondok dengan mewajibkan para santri untuk mengenakan masker, diperiksa terlebih dahulu suhu badannya dan segera mandi dan ganti pakaian.

Bagi para santri yang baru datang dari luar Kabupaten Semarang juga telah disiapkan delapan kamar khusus untuk isolasi mandiri dan mewajibkan mereka melaksanakan isolasi terlebih dahulu selama 10 hingga 14 hari.

“Saat ini ada delapan kamar khusus yang disiapkan pengurus pondok untuk kamar isolasi atau karantina mandiri bagi para santri yang telah kembali ke pondok,” tambahnya.

Penerapan physical distancing juga dilaksanakan hingga di kamar para santri. Jika dalam kondisi normal tiap kamar, dihuni oleh delapan orang, telah diseting untuk tiga orang santri. Meski demikian, kata Gus hanif, untuk saat ini para santri yang berasal dari luar Jawa Tengah belum dibolehkan kembali ke lingkungan ponpes, terutama mereka yang berasal dari zona merah persebaran Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement