Rabu 10 Jun 2020 19:58 WIB

Komite Olimpiade Dukung Sikap 'Black Lives Matter'

USOPC terancam kembali mendapat sanksi.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Sejumlah demonstran menyerang mobil polisi saat demonstrasi Black Lives Matter, di Gothenburg, Swedia,Ahad (7/6). Aksi tersebut sebagai tanggapan atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, AS, yang telah menyebabkan protes di banyak negara dan di seluruh dunia.
Foto: Adam Ihse / TT Kantor Berita via AP
Sejumlah demonstran menyerang mobil polisi saat demonstrasi Black Lives Matter, di Gothenburg, Swedia,Ahad (7/6). Aksi tersebut sebagai tanggapan atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, AS, yang telah menyebabkan protes di banyak negara dan di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC) menyatakan pembelaanya terhadap atlet yang bersuara untuk kesetaraan ras di negara tersebut, menyusul demonstrasi besar-besaran akibat kematian George Floyd, pria kulit hitam yang dibunuh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu. 

Dalam sebuah surat terbuka, Ketua USOPC, Sarah Hirshland menyampaikan pemerintah AS gagal membela kesetaraan ras dan toleransi. 

Di satu sisi, USOPC terancam kembali mendapat sanksi karena menentang pemerintahnya sendiri. Sebelumnya dua atlet AS, Gwen Berry dan Race Imboden pernah berpidato soal rasisme di kejuaraan Pan Amerika, setahun yang lalu.

Dalam laporan Times of India, Komite Olimpiade Internasional melarang sikap politik dan agama dalam seluruh ajang olahraga. Namun, Hirshland tetap membela para atlet agar tetap bersuara jika menemukan ketidak adilan.