REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemegang 20 gelar grand slam, Roger Federer, Rabu (10/6), menyatakan, ia akan menepi dari lapangan tenis hingga 2021. Ini setelah ia menjalani operasi lutut untuk kedua kalinya.
Petenis berusia 38 tahun asal Swiss itu mengungkapkan, ia menjalani bedah artroskopi lanjutan beberapa pekan lalu setelah mengalami prosedur pembedahan dengan membuat lubang sayatan sebesar lubang kunci untuk memasukkan arstroskop pada Februari.
Federer, yang meraih gelar grand slam terakhirnya di Australia Open 2018, mengaku ia merasakan efek selama masa rehabilitasi awal.
"Saya ingin mengambil waktu agar 100 persen siap bermain di level tertinggi saya," kata Federer di Twitter seperti dikutip AFP, Rabu. "Saya akan sangat merindukan para fan dan tur tapi saya menanti bisa melihat kalian semua kembali di tur di awal musim 2021."
Pengumuman itu seakan menambah spekulasi tentang pensiunnya sang petenis, pemegang rekor grand slam tunggal terbanyak dan atlet terkaya versi majalah Forbes bulan lalu itu. Federer, yang meraih trofi utamanya pada 2003 itu, terpaut satu gelar grand slam dari rival terdekatnya, Rafael Nadal (19) dan tiga gelar dari Novak Djokovic.
Titel terbesar yang belum dimenangi Federer adalah medali emas tunggal putra olimpiade.
Olimpiade Tokyo yang dipandang sebagai kesempatan terakhir Federer untuk mengakhiri karier emasnya, ditunda hingga tahun depan karena pandemi virus corona dan Federer akan berusia 40 tahun pada upacara penutupan pesta olahraga sedunia itu.
Setelah operasi pertamanya, Federer dilaporkan ingin kembali ke lapangan rumput bulan ini. Laga terakhir yang ia jalani adalah semifinal Australian Open pada 30 Januari di mana ia kalah dari Djokovic yang menjadi juara turnamen itu.
Penampilan terakhirnya ketika melawan Nadal di laga amal di Cape Town, awal Februari, ditonton 51.954 penonton yang memadati stadion, yang disebut oleh penyelenggara sebagai rekor dunia di tenis.
Sementara musim kompetisi tenis telah tertunda sejak Maret karena krisis kesehatan global. Turnamen Wimbledon pun dibatalkan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II.