Kamis 11 Jun 2020 22:20 WIB

Moeldoko: Pemerintah Optimistis dalam Atasi Corona

Moeldoko mengatakan, pemerintah bersikap tenang lewat kebijakan yang tertata.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko,
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan bahwa pemerintah optimistis dalam menangani pandemi virus Corona atau Covid-19. Optimisme itu, kata ia, ditunjukkan lewat kepempimpinan yang melindungi masyarakat dan sinergi dengan sejumlah pihak

"Pandemi Covid-19 bukanlah sesuatu yang mudah diatasi, namun pemerintah optimistis menangani wabah ini," kata Moeldoko ketika menjadi menjadi pembicara utama webinar series "Leadership in The Time of Crisis" yang diselenggarakan Universitas Paramadina, di Jakarta, Kamis

Baca Juga

Menurut Moeldoko, pandemi Covid-19 memang hal yang luar biasa. Dibutuhkan kolaborasi antara pusat dan pemerintah daerah karena tantangan geografis dan populasi di Indonesia. "Ada tujuh prinsip utama pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19," kata Moeldoko.

Pertama, pemerintah bersikap tenang dengan menentukan kebijakan yang tertata dengan baik. Kedua, pemerintah berkolaborasi dengan berbagai berbagai elemen, baik pemerintah daerah maupun tokoh masyarakat. Ketiga, pemerintah juga melakukan pendekatan berbasis komunitas. Keempat, pemerintah menetapkan instruksi yang jelas.

"Artinya masyarakat harus sehat terhindar dari penyakit, tetap bisa hidup atau makan dan masyarakat tetap bisa berusaha," kataMoeldoko.

Kelima, optimisme pemerintah bahwa pandemi ini dapat diselesaikan. Keenam, pemerintah membangun komunikasi yang sehat dan efektif dengan berbagai pihak. Ketujuh, pemerintah menyiapkan dana atau anggaran untuk penanganan Covid-19.

"Pemerintah sama sekali tidak ingin mengorbankan rakyat. Prioritas adalah menuntaskan Covid-19 tetapi faktor sosial dan ekonomi tidak boleh diabaikan," kata Moeldoko.

Rektor Universitas Paramadina Firmanzah juga mengakui kondisi pandemi Covid-19 bukan sesuatu yang sederhana dan mudah. "Maka dibutuhkan kepemimpinan yang pas dan komunikatif, selain itu perlu koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dengan kementerian dan pemerintah daerah," kata Firmanzah.

Dalam penanganan masalah tersebut pun perlu dukungan elemen masyarakat di antaranya perguruan tinggi. "Kolektivitas dan kebersamaan perlu agar kita selesai dari dampak pandemi ini," kata Firmanzah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement