REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Provinsi Lampung Riana Sari Arinal meminta sekolah tak menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) langsung dalam masa pandemi Covid-19. Langkah itu demi menjaga anak-anak.
"Dalam masa pandemi Covid-19 sebaiknya sekolah reguler maupun pondok pesantren tidak dibuka dulu. Namun tetap menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat," kata dia pada Telesimposium IX IDI Cabang Lampung Timur, di Bandarlampung, Sabtu (13/6).
Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak dan keluarga di rumah dari pandemi virus corona.
"Karena anak berhak untuk sehat. Kita sebagai orang tua harus bisa melindungi anak kita dari segala macam penyakit. Semoga pemerintah memberikan kebijakan yang terbaik untuk anak-anak kita, untuk melindungi semua anak-anak di Indonesia," ujar Riana.
Ia menyebutkan di sinilah peran orang tua untuk tetap mendampingi proses belajar mengajar anak-anak selama di rumah.
"Peran orang tua untuk bisa menjadikan rumah sebagailokasi yang nyaman untuk anak-anak beraktivitas, berinovasi dalam metode belajar menjadi satu hal yang sangat penting," katanya.
Dari belajar di rumah bersama orang tua, kata Riana, ada dampak positif yang dapat diambil seperti anak lebih mandiri dan menciptakan kreativitas.
"Kepada orang tua untuk tetap bersabar atas kondisi ini, yang kita cari ini sekarang adalah kesehatan untuk anak-anak kita. Justru semakin kita dekat dengan anak-anak, setiap hari melihat perkembangan mereka kita bisa melihat bakat yang ada pada mereka," katanya.
Ia menuturkan selama di rumah, orang tua terutama ibu harus menjadi contoh bagi anak-anak, seperti bagaimana membiasakan anak untuk rajin mencuci tangan dan memakai masker.
"Memberikan contoh PHBS di dalam rumah, kalau sekolah belum dibuka akan lebih mudah mengajari anak-anak kita. Ciptakan keamanan serta kenyamanan bagi anak dan mendidik dengan penuh kasih sayang," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan pemeriksaan kehamilan ibu dan imunisasi bagi balita untuk tetap dilakukan meski dalam pandemi seperti ini, namun tetap mengikuti standar operasional prosedur (SOP).
"Selama wabah Covid-19 pemeriksaan kesehatan dan imunisasi bagi ibu hamil dan balita di puskesmas dengan membuat perjanjian terlebih dahulu dengan tenaga medis dan dilakukan sesuai jadwal, jangan sampai tertunda dan jangan lupa hindari kerumunan, jaga jarak, sering cuci tangan dan pulang kerumah langsung mandi," katanya.
Sementara itu, Ketua Bidang III PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunardi mengatakan bila asekolah dibuka, akan beresiko bagi anak dan keluarga di rumah terkena Covid-19.
"Kalau anak-anak pulang ke rumah membawa virus tersebut maka keluarganya di rumah bisa sakit terutama yang mempunyai resiko tinggi seperti keluarga usia lanjut," ujar Hartono.
Psikolog Anak Seto Mulyadi berharap agar aktivitas belajar anak masih dilakukan di rumah saja. Saat berada di rumah pun anak banyak mendapatkan hal yang positif, namun kuncinya tetap kepada orang tua.
"Kepada ayah dan ibu diharap benar-benar menciptakan suasana yang layak dan ramah anak dan anak diberdayakan seperti pintar masak dan lainnya. Kampanyekan kreativitas dan inovasi," kata kak Seto.
Kak Seto menambahkan bahwa orang tua juga harus menciptakan suasana gembira bagi proses belajar anak dirumah.
"Gembira itu yakni gerak, emosi cerdas, makan dan minum teratur plus sehat, beribadah dan berdoa, istirahat, ramah dan rukun dalam keluarga serta aktif berkarya," ujarnya.