Ahad 14 Jun 2020 05:56 WIB

10 Tren Peluang untuk Startup di Era New Normal

Peluang bisang startup menjadi bagian dari revolusi industri keempat.

Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Startup
Foto: Pixabay
Ilustrasi Startup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan ada sepuluh tren teknologi yang menjadi peluang baru perusahaan rintisan atau startup Indonesia dalam normal baru.

"Sepuluh tren ini jangan kita lihat sebagai darurat, justru harus kita lihat sebagai 'the new normal' (normal baru) atau 'the new future' (masa depan baru) karena ini adalah bagian dari revolusi industri keempat," kata Menristek Bambang, Sabtu (13/6) melalui keterangan pers.

Baca Juga

Sepuluh tren teknologi itu adalah belanja dalam jaringan (daring), pembayaran digital (digital payment), teleworking atau bekerja dari rumah, pelayanan medis jarak jauh atau telemedicine, pendidikan (tele-education) dan pelatihan jarak jauh (tele-training). Selanjutnya, hiburan daring, rantai pasokan (supply chain 4.0), 3D printing, robot dan drone, serta teknologi 5G dan teknologi informasi dan komunikasi.

Sepuluh tren teknologi tersebut tidak hanya akan terjadi selama masa darurat wabah COVID-19, namun diperkirakan menjadi masa depan baru bagi Indonesia dan dunia.

Bambang menuturkan salah satu contoh inovasi dalam bidang telemedicine yang sudah diaplikasikan adalah Robot Medical Assistant ITS - Airlangga (RAISA) yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).

Robot tersebut dapat menjalankan fungsi, antara lain memberikan makan, memberikan obat, sampai mengecek infus pasien sehingga perawat tidak perlu terlalu sering bertemu pasien untuk mengurangi eksposur terhadap COVID-19.

Tren teknologi yang sudah diminati banyak orang adalah belanja daring dan pembayaran digital yang juga mulai lebih dipilih kalangan milenial dan ibu-ibu dalam berbelanja dibanding berbelanja secara langsung.

"Yang milenial pasti sudah seratus persen barangkali mengalihkan kegiatan belanjanya menuju 'e-commerce', bahkan untuk ibu-ibu yang biasanya lebih senang mencari sendiri ke supermarket sekarang lebih senang kalau bisa pesan lewat supermarket 'online' dan langsung diantar ke rumah. Ini berarti logistik sudah jalan," ucap Bambang.

Menristek Bambang mendorong para pemuda dan milenial, terutama dari perguruan tinggi untuk tidak hanya melihat startup dalam lingkup bisnis berbasis dalam jaringan (online) saja, tetapi juga mulai melihat bidang-bidang lain yang sudah harus menerapkan teknologi terbaru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement