Senin 15 Jun 2020 16:42 WIB

Risiko Rendah, Banyumas Siap Terapkan New Normal

Banyumas dan Wonosobo adalah dua zona risiko rendah di Jateng.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Banyumas, melayani proses donor darah keliling sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19, di Kantor RRI Purwokerto, Banyumas, Jateng, Jumat (3/4/2020). PMI Kabupaten Banyumas tetap melaksanakan donor darah keliling yang dilakukan dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Petugas Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Banyumas, melayani proses donor darah keliling sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19, di Kantor RRI Purwokerto, Banyumas, Jateng, Jumat (3/4/2020). PMI Kabupaten Banyumas tetap melaksanakan donor darah keliling yang dilakukan dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kabupaten Banyumas menjadi salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang dinilai bisa menerapkan status new normal secara bertahap. Penilaian tersebut datang dari Dinas Kesehatan Jateng, mengingat Kabupaten Banyumas saat ini masuk zona risiko rendah dalam kasus Covid 19.

''Berdasarkan penilaian tersebut, Pemprov menilai Kabupaten Banyumas sudah bisa menerapkan kondisi new normal secara bertahap,'' kata Banyumas Achmad Husein usai menerima kunjungan pasien yang sudah sembuh dari Covid 19, di pendopo Setda setempat, Senin (15/6).

Baca Juga

Menurutnya, pada masa awal Covid 19, Kabupaten Banyumas masuk dalam zona resiko tinggi penularan. Hal ini mengingat cukup banyaknya warga yang terjangkit penyakit tersebut. Namun melalui berbagai upaya dan kerja keras tim Gugus Tugas Covid-19 dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan, Kabupaten Banyumas saat ini sudah masuk kategori resiko rendah.

''Di Jateng hanya ada dua kabupaten yang masuk zona resiko rendah, Banyumas dan Wonosobo. Sama sama pernah masuk zona resiko tinggi, namun sekarang sudah menjadi resiko rendah,'' katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Banyumas Sadiyanto, menyebutkan penilaian status zonasi ini diberikan Dinas Kesehatan Jateng berdasarkan beberapa indikator. Antara lain, terjadinya jumlah kasus positif, penurunan jumlah ODP/PDP, penurunan jumlah kasus positif yang meninggal, penurunan kasus ODP/PDP yang meninggal, serta penurunan kasus pasien ODP/PDP yang dirawat di rumah sakit selama dua minggu terakhir.

''Dari semua indikator tersebut, Kabupaten Banyumas mengalami penurunan. Bahkan jumlah jumlah pasien yang sembuh dan ODP/PDP yang selesai pemantauan, juga semakin tinggi,'' katanya.

Data Gugus Tugas Covid Banyumas, Senin (15/6), mengungkapkan data jumlah pasien positif Covid 19 yang dirawat masih cukup banyak. Dalam data tersebut disebutkan, jumlah pasien positif yang masih dirawat masih ada 8 orang dan PDP yang masih dirawat ada 15 orang.

Mengenai total pasien positif Covid 19, hingga saat ini di Kabupaten Banyumas tercatat ada sebanyak 70 orang. Dari jumlah tersebut, 58 dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal, dan 8 orang masih dirawat. Sedangkan total pasien PDP, keseluruhan ada sebanyak 339 orang. Dari jumlah itu, selain 15 orang yang dirawat, 304 orang hasil test swabnya negatif, 4 orang menunggu hasil lab, dan 17 orang meninggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement