Selasa 16 Jun 2020 14:33 WIB

Trauma Eropa Invansi Berdarah Ottoman dan Syahidnya Murad I

Eropa Timur menyatakan trauma mereka atas invansi Ottoman.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Eropa Timur menyatakan trauma mereka atas invansi Ottoman. Pasukan Ottoman di Andalusia
Foto: wikipedia
Eropa Timur menyatakan trauma mereka atas invansi Ottoman. Pasukan Ottoman di Andalusia

REPUBLIKA.CO.ID,  Kehadiran dinasti Islam ke dataran Eropa banyak dicatat dalam sejarah. Tepat pada 15 Juni kemarin kala 1389 lalu, menjadi hari berlangsungnya pertempuran Kosovo antara Islam dan Bangsa Barat. Kala itu Islam telah mendominasi Eropa Timur setelah menundukkan Balkan dan mendirikan kekaisaran Ottoman. 

Osman Bey, pendiri Turki dari kekaisaran Ottoman, terus melakukan penyebaran Islam ke penjuru Eropa Timur. Dia mengutus putranya, Ibn Batutua dan penerusnya, Orhan untuk menggantikannya, mengingat saat itu, 1323, Osman Bey harus terbaring sekarat karena penyakitnya.

Baca Juga

Saat menjalankan misinya, Ibn Batutua dan Orhan berhasil merebut kekuasaan di kota-kota Kristen. Mulai dari Smyrna pada 1329, Nicea di 1331, dan Nicomedia pada 1337. Kekuasaan Kristen terus berjatuhan ke tangan mereka bagaikan domino.  

Pada 1340, seluruh Anatolia barat laut berada di bawah kendali orang Turki. Pada 1354, orang Turki Ottoman, di bawah kekuasaan putra Orhan, Suleiman, berhasil menyeberang Dardanella dan masuk ke kota Gallipoli dan membangun pijakan pertama mereka di Eropa. Seorang sejarawan Ottoman menulis, saat melakukan penaklukkan Gallipoli, Suleiman menghancurkan gereja-gereja atau mengkonversikannya menjadi masjid. Suleiman juga menghancurkan bel-bel gereja dan melemparkannya ke dalam api.  "Jadi, sebagai ganti bel ada sekarang muadzin," tulisnya yang dikutip di PJ Media, Selasa (16/6).